BAB I
SOSIOLOGI
SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI
HUBUNGAN
MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai
dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi Dasar : Menjelaskan
fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan
masyarakat dan lingkungan.
Indikator :
·
Mendefinisikan
pengertian Sosiologi
·
Mendeskripsikan
sejarah perkembangan Sosiologi
·
Mendeskripsikan
hakikat Sosiologi
·
Mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu dan metode.
·
Mendeskripsikan
objek dan cabang –cabang Sosiologi
·
Mendeskripsikan
manfaat mempelajari Sosiologi
·
Mendeskripsikan berbagai konsep tentang realitas sosial
·
Mendeskripsikan hubungan berbagai konsep tentang realitas
sosial.
·
Mendeskripsikan
data Sosiologi tentang fenomena sosial masyarakat setempat
Tujuan Pembelajaran :
·
Mendefinisikan
pengertian Sosiologi
·
Mendeskripsikan
sejarah perkembangan Sosiologi
·
Mendeskripsikan
hakikat Sosiologi
·
Mendefinisikan
sosiologi sebagai ilmu dan metode.
·
Mendeskripsikan
objek dan cabang –cabang Sosiologi
·
Mendeskripsikan
manfaat mempelajari Sosiologi
·
Mendeskripsikan berbagai konsep tentang realitas sosial
·
Mendeskripsikan hubungan berbagai konsep tentang realitas
sosial.
·
Mendeskripsikan
data Sosiologi tentang fenomena sosial masyarakat setempat
Alokasi Waktu :
12 X 45menit
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Secara etimologis istilah sosiologi
berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti ”teman” atau ”berbicara”.
Karena manusia hidup tidak mempunyai satu kawan saja, hubungan antarkawan dapat
diarikan pula sebagai ”pergaulan hidup”. Adapun logos yang berasal dari bahasa
Yunani berarti ”kata” atau ”berbicara”. Jadi secara harfiah sosiologi berarti
membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut
akhirnya diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang membahas serta mempelajari
kehidupan manusia dalam masyarakat.
Definisi sosiologi menurut
beberapa ahli :
Sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai
makhluk yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk
senantiasa hidup bersama dengan sesamanya, artinya sosiologi mempelajari segala
aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga
dan peradaban ( Auguste Comte ).
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
sosial, proses sosial, dan perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan
jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu norma sosial, lembaga
sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh
timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi
terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama. Perubahan
sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat ( Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi ).
Pitirim A. Sorokin
mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1.
Hubungan
maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, seperti
pengaruh iklim terhadap watak manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap
pola migrasi penduduk.
2.
Ciri-ciri
umum dari semua jenis gejala atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
3.
Hubungan
maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial, seperti antara
gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan
gerakan masyarakat dengan politik.
B. SEJARAH PERKEMBANGAN
SOSIOLOGI
Sosiologi
termasuk ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu sosial yang ada. Semua ilmu
pengetahuan yang kita ketahui selama ini, pernah menjadi bagian dari filasfat
yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan ( mater scientarium ). Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai
masyarakat. Dengan makin berkembangnya zaman serta tumbuhnya peradaban manusia,
berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan
diri. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan mengejar tujuan masing-masing.
Astronomi (ilmu tentang
bintang-bintang) dan fisika (ilmu alam) merupakan ilmu yang pertama kali
memisahkan diri dari filsafat. Kemudian, diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan
geologi. Pada abad ke -19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi
(ilmu yang mempelajari perilaku dan sifat-sifat manusia) dan sosiologi (yang
mempelajari masyarakat). Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan. Di dalam proses pertumbuhannya, sosiologi dapat dipisahkan dari
ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti ekonomi dan sejarah.
Pemikiran terhadap masyarakat lambat
laun menjadi ilmu pengetahuan yang dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di
Benua Eropa. Banyak usaha baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama
munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan
masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
Di Amerika Serikat, sosiologi
dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan-keadaan sosial
manusia. Selain itu, sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang
ditimbulkan oleh kejahatan, pelanggaran, pelacuran, pengangguran, kemiskinan,
konflik, peperangan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang
melatarbelakangi kelahiran sosiologi adalah karena adanya krisis yang terjadi
di dalam masyarakat. Laeyendecker,
misalnya mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan di bidang
sosial politik. Selain itu, kelahiran sosiologi juga dikaitkan dengan perubahan
berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualisme, lahirnya
ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri dan Revolusi
Industri, serta terjadinya Revolusi
Perancis pada abad ke-18.
Pada abad ke -19 seorang filosof bangsa
Perancis bernama Auguste Comte, telah menulis beberapa buku. Buku tersebut
berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat
bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan tertentu berdasarkan logika. Selain
itu, ia juga berpendapat bahwa setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap
tertentu untuk kemudian mencapai tahap akhir, yaitu ilmiah. Oleh sebab itu,
Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap masyarakat
ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri.
Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan
ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu
pengetahuan karena didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada
tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang
berjudul Positive-Philosophy.
Beberapa pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah tentang ”
Hukum Kemajuan Manusia” atau ”Hukum Tiga Jenjang”. Menurut hukum ini, sejarah
akan melewati tiga jenjang yang mendaki.
Pertama :
Jenjang Teologi.
Pada jenjang ini manusia mencoba menjelaskan
gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati.
Kedua :
Jenjang Metafisika.
Pada jenjang ini manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisik atau
abstrak.
Ketiga :
Jenjang Positif
Pada jenjang ini penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan
mengacu pada
deskripsi ilmiah.
C. HAKIKAT SOSIOLOGI
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut hakikatnya, akan tampak dapat
membantu memberikan gambaran untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah
sosiologi itu. Hakikat sosiologi adalah :
1.
Sosiologi
adalah suatu ilmu sosial karena mempelajari tentang masalah sosial yang ada
dalam masyarakat. Selain itu, sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi
kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh
kegiatan kelompok terhadap anggotanya.
2.
Sosiologi
bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, melainkan justu disiplin yang
kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini,
bukan mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sosiologi tidak
menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberikan
petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses
kehidupan bersama.
3.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan murni ( pure
science ). Pure science adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk
mempertinggi mutu. Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan
sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan
tersebut terhadap masyarakat.
4.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang
konkret. Artinya, yang diperhatikan dalam sosiologi adalah bentuk dan pola-pola
peristiwa dalam masyarakat.
5.
Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum umum dari
interaksi antarmanusia.
6.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional dilihat dari metode yang
digunakan, artiya sosiologi didasarkan pada observasi dan akal sehat yang
hasilnya tidak bersifat spekulatif.
7.
Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan umum. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang
umum dan selalu ada pada setiap interaksi manusia.
D. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU
DAN METODE
Setelah kita membicarakan tentang
hakikat dan sejarah perkembangan sosiologi, pertanyaan yang akan muncul
kemudian adalah apakah sosiologi itu benar-benar merupakan suatu ilmu
pengetahuan ?
Ilmu pengetahuan ( science ) adalah pengetahuan ( knowlegde ) yang tersusun secara
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran serta selalu dapat diperiksa
dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya.
Perumusan tersebut masihlah sangat jauh dari kesempurnaan. Namun, yang
terpenting adalah bahwa perumusan tersebut telah mencakup beberapa unsur pokok
yang tergabung dalam suatu kebulatan. Unsur-unsur pokok tersebut, antara lain
pengetahuan, tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat
dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sebagai ilmu sosial yang
obyeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut
:
- Sosiologi
bersifat empiris, karena
didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan
sosial, dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
- Sosiologi
bersifat teoritis, artinya
sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil
observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
- Sosiologi
bersifat kumulatif, artinya teori-teori
dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
Kemudian diperbaiki, diperluas serta diperdalam.
- Sosiologi bersifat
nonetis, artinya sosiologi
tidak mempersoalkan baik buruknya fakta tetapi yang lebih penting adalah
menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya
Metode ilmiah dari suatu
cabang ilmu pengetahuan adalah semua cara yang dapat digunakan dalam ilmu
tersebut untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu
ilmu pengetahuan bukanlah ilmu. Pengetahuan tersebut hanyalah suatu himpunan
pengetahuan mengenai berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa adanya
kesadaran mengenai hubungan antara gejala-gejala yang ada. Kesatuan pengetahuan
itu dapat dicapai para ahli dalam ilmu yang bersangkutan melalui tiga tingkat.
1. Pengumpulan fakta.
Aktifitas
pengumpulan fakta terdiri atas berbagai metode observasi, mencatat, mengolah
dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masyarakat yang hidup.
Dalam sosiologi dan antropologi budaya atau sosial, pengumpulan fakta dilakukan
terhadap kejadian atau gejala masyarakat dan kebudayaannya untuk diolah secara
ilmiah.
2. Penentuan ciri-ciri umum dan sistem.
Penentuan ciri-ciri umum dan sistem merupakan
suatu tahap dalam cara berpikir ilmiah. Penentuan ciri-ciri umum dan sistem
yang digunakan untuk menganalisis fakta-fakta yang telah terkumpul dalam suatu
penelitian. Pada tahap ini digunakan metode-metode untuk mencari ciri-ciri yang
sama dan umum di antara beragam fakta yang terdapat dalam kehidupan masyarakat
dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir pada tahap ini berlangsung secara
induktif, yaitu dari pengalaman tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta
yang nyata ke konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak.
3. Verifikasi.
Metode-metode
dalam verifikasi dilakukan, antara lain terhadap kenyataan alam atau dalam
masyarakat yang hidup, kaidah-kaidah yang bertujuan memperkuat suatu pengertian
yang telah ada. Dalam melakukan pengujian, proses berpikirnya dilakukan secara
deduktif, yaitu dari perumusan umum ke fakta-fakta yang ada.
Dalam
upaya mempelajari obyeknya, yakni masyarakat, sosiologi dan antropologi mempunyai
cara kerja atau metode. Beberapa metode yang digunakan oleh sosiologi dan
antropologi adalah sebagai berikut :
a.
Metode
Kualitatif.
Metode kualitatif
mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan
ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan tersebut terdapat dengan
nyata dalam masyarakat. Metode
yang termasuk dalam metode ini adalah sebagai berikut :
1). Metode Historis, yakni menggunakan analisis
atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam
untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
2).
Metode komparatif, yakni mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk
memperoleh perbedaan-perbedaan dan persamaan-
persamaan
serta sebab-sebabnya.
3). Metode Kombinasi historis komparatif.
4). Metode studi kasus (case study), yakni digunakan untuk
meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu untuk mendapatkan garis-garis
pokok dari peristiwa tersebut.
5). Metode observasi,
yakni digunakan untuk memperoleh data yang terdapat pada kehidupan masyarakat
secara langsung, baik melalui teknik wawancara (interview) maupun melalui
kuesioner (angket)
- Metode
Kuantitatif.
Metode kuantitatif mengutamakan
bahan-bahan berupa angka-angka. Dengan demikian, gejala-gejala yang ditelitinya
dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan formula-formula yang
semuanya itu menggunakan ilmu pasti atau matematika.
Metode yang termasuk dalam metode
kuantitatif adalah metode statistik. Metode statistik bertujuan menelaah
gejala-gejala sosial secara matematis. Metode statistik dikenal dengan teknik
sosiometri.
Disamping metode-metode di atas, metode
sosiologi dan antropologi lainnya didasarkan pada penjenisannya. Metode
tersebut, antara lain sebagai berikut :
1). Metode induktif, yaitu
metode yang mempelajari suatu gejala khusus untuk mendapatkan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan
lebih luas.
2). Metode deduktif, yaitu
metode yang menggunakan proses sebaliknya dari metode induktif.
Metode deduktif dimulai dengan
kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk
kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.
3). Metode functionalism,
yaitu metode yang bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-
lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial
dalam masyarakat. Metode ini berpendirian pokok bahwa unsur-unsur pembentuk
masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.
Masing-masing unsur mempunyai fungsi tersendiri terhadap masyarakat.
Metode-metode sosiologi dan antropologi tersebut
bersifat saling melengkapi. Para ahli sosiologi dan antropologi sering
menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya.
E. OBYEK KAJIAN DAN CABANG-CABANG SOSIOLOGI
Obyek
studi sosiologi adalah masyarakat,
dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab-akibat yang timbul
dari hubungan tersebut. Selain itu sosiologi dapat dikaji dengan perspektif
lingkungan. Dalam perspektif tersebut, secara kolektif dapat dikategorikan
dalam tiga tahapan studi sosiologi, yaitu sifat dasar dan perkembangan manusia,
interaksi manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan
lingkungan. Jadi, dalam sosiologi juga terdapat kajian tentang ekologi manusia.
Beberapa
definisi masyarakat oleh beberapa ahli :
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan (Selo
Soemardjan). Masyarakat adalah golongan besar atau kecil dan beberapa
manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain (Hassan Shadily).
Masyarakat merupakan kelompok makhluk
hidup dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya
sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan tersendiri (Auguste Comte).
Soerjono
Soekanto memberikan penjelasan tentang ciri masyarakat. Ciri masyarakat menurut
Soerjono Soekanto, antara lain sebagai berikut :
- Manusia
yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang.
- Bercampur
atau berinteraksi untuk waktu yang relatif lama.
- Adanya
kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
- Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan
kebudayaan karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu
dengan yang lain.
Adapaun cabang-cabang Sosiologi antara lain :
1. Sosiologi Agama
2. Sosiologi Islam.
3. Sosiologi Industri
4. Sosiologi Kriminalitas
5. Sosiologi Korupsi
6. Sosiologi Organisasi
7. Sosiologi Perdesaan
8. Sosiologi Perkotaan
9. Sosiologi Hukum
10. Sosiologi Pendidikan
11. Sosiologi Politik
12. Sosiologi Keluarga
13. Sosiologi Ekonomi
14. Sosiologi Sastra
15. Sosiologi Kedokteran
16. Sosiologi Komunikasi
17. Sosiologi Bisnis
18. Sosiologi Media
dan masih banyak cabang sosiologi lainnya.
F. MANFAAT MEMPELAJARI
SOSIOLOGI
Beberapa manfaat mempelajari sosiologi
adalah :
- Dengan mempelajari
sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita,
baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok atau masyarakat.
- Sosiologi
membantu untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat. Selain itu,
dapat melihat ”dunia” atau ”budaya” lain yang belum kita ketahui
sebelumnya.
- Dengan
bantuan sosiologi, kita akan makin memahami pula norma, tradisi,
keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain. Selain itu,
kita mampu memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menjadikan alasan
untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda.
- Sebagai
generasi penerus, dengan mempelajari sosiologi kita akan lebih tanggap,
kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin
kompleks dewasa ini. Selain itu, kita akan mampu bersikap dan bertindak
tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi
sehari-hari.
G. KONSEP-KONSEP TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya
di sekitar lingkungan masyarakat tertentu. Kenyataan budaya ini terjadi karena
adanya pola-pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat. Pola-pola hubungan
tersebut dapat menciptakan kestabilan, tetapi dapat juga menimbulkan konflik.
Misalnya, kenaikan BBM, menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa realitas sosial
budaya yang terdapat di masyarakat.
1. Masyarakat
Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan
bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam
waktu yang cukup lama. Masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu
berhubungan satu sama lain dan memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1.
Orang-orang
dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi.
2.
Adanya
kerjasama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat, baik dalam
skala kecil maupun skala luas.
3.
Berada
dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat
berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama.
4.
Berlangsung
dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi
pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial
adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antar individu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok.
3. Status dan Peran
Status adalah posisi
seseorag dalam masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih
bersifat statis.
Peran merupakan pola
tindakan atau perilaku dari orang yang memiliki status tertentu. Peran
merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
Status dan peran tidak
dapat dipisahkan, keduanya saling beriringan. Misalnya, status seorang sultan
mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.
4. Nilai
Nilai adalah segala
sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan
sesuatu yang diidam-idamkan. Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan tata kelakuan ( mores).
5. Norma
Norma merupakan wujud
konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap
baik dan benar. Agar norma
dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi. Sanksi
adalah alat untuk menekan atau memaksa masyarakat untuk mematuhi nilai-nilai
yang telah disepakati. Ada
empat macam norma, yaitu : norma agama, norma adat atau kebiasaan, norma
kesusilaan atau kesopanan, dan norma hukum.
6. Lembaga sosial
Lembaga adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara
umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Lembaga merupakan suatu
sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting.
Ada lima lembaga dasar yang terdapat dalam masyarakat, yaitu lembaga keluarga,
lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian dan lembaga
pendidikan.
7. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan
proses individu belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui
proses sosialisasi, seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan,
nilai-nilai dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
8. Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang
merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai
yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat bersumber dari beberapa hal di bawah
ini, yaitu :
a. Tidak berfungsinya aparat penegak hukum.
b. Memburuknya situasi sosial budaya
masyarakat.
c. Tidak berhasilnya proses pewarisan budaya.
d. Proses sosialisasi yang tidak
sempurna atau tidak lengkap.
9. Pengendalian sosial
Setiap masyarakat
menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antar warga masyarakat
dapat berjalan secara tertib dan lancar. Untuk kepentingan ini, masyarakat
menciptakan norma sebagai pedoman perilaku yang pelaksanaannya memerlukan suatu
bentuk pengawasan dan pengendalian. Usaha yang dilakukan agar masyarakat
berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat disebut
pengendalian sosial. Dalam pelaksanaan pengendalian sosial diperlukan beberapa
perangkat, antara lain norma, lembaga atau institusi dan personil-personil
penegak hukum.
10. Proses sosial
Proses sosial merupakan
proses interaksi dan komunikasi antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu
hingga mewujudkan suatu perubahan. Dalam suatu proses sosial terdapaat komponen-komponen yang saling terkait
satu sama lain, yaitu :
a.
Struktur
sosial, yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut
individu-individu, tata nilai, organisasi sosial, dan struktur budayanya.
Struktur sosial merupakan bangunan masyarakat yang abstrak dan menentukan
bagaimana corak gerakan masyarakat itu menuju suatu perubahan.
b.
Interaksi
sosial, yaitu keseluruhan jalinan antar warga masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok dalam menyelenggarakan kehidupannya.
c.
Struktur
alam lingkungan yang meliputi letak, bentang alam, iklim, flora dan fauna. Komponen
ini merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya
proses sosial dalam suatu masyarakat.
11. Perubahan sosial budaya
Perubahan sosial budaya
adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di
antara unsur-unsurnya sehingga memuncullkan suatu corak sosial budaya baru yang
dianggap ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam
suatu masyarakay adalah :
a. Perubahan lingkungan alam.
b. Perubahan situasi kependudukan.
c. Perubahan struktur sosial dan budaya.
d. Perubahan nilai dan sikap.
12. Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas,
kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang keberadaannya
diciptakan oleh manusia.
Kebudayaan dapat berwujud :
a. Artefak.
b. Sistem aktifitas.
c. Sistem Ide atau gagasan.
Unsur kebudayaan ada lima, yaitu :
a. Cutural Universal.
b. Cultural Activities.
c. Cultural Complexes.
d. Traits.
e. Items.
Unsur kebudayaan semesta atau cultural
universal ada tujuh, yaitu :
a. Sistem kesenian.
b. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup.
c. Sistem organisasi sosial.
d. Sistem religi
e. Sistem pengetahuan.
f. Sistem mata pencaharian.
g. Sistem bahasa
H. HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI
KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA
1. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata
uang yang tak dapat dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan
lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala sesuatu yang
dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masyarakat. Dalam proses
pergaulannya, masyarakat akanmenghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai
sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep
masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan
dan membentuk suatu sistem.
2. MASYARAKAT DAN INTERAKSI
SOSIAL
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa membutuhkan
pertolongan manusia yang lain (zoon
politicon). Oleh sebab itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial,
baik antar individu, antara individu dengan kelompok maupun antar kelompok.
Jadi masyarakat dan interaksi sosial tidak dapat dipisahkan.
3. STATUS DAN PERAN
Status sosial (kedudukan) merupakan posisi seseorang
di tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu berkaitan. Peranan
merupakan perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu,
misalnya status seorang sultan mengharuskan is berperan sebagai tokoh panutan
masyarakat.
4. NILAI, NORMA DAN LEMBAGA
SOSIAL
Untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat
dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan pranata
sosial. Dalam pranata sosial ini norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi
sebuah pedoman berperilaku dalam masyarakat. Pranata sosial ini dibuat, oleh
lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Lembaga sosial dapat mengontrol
apakah suatu norma berjalan dengan baik atau sebaliknya. Contoh, lembaga
peradilan dapat memberikan sanksi pada orang yang melanggar norma hukum.
5. PERILAKU MENYIMPANG DAN
PENGENDALIAN SOSIAL
Adanya perilaku menyimpang akan mengancam
keseimbangan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian sosial.
Dengan pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku menyimpang akan
mengalami penurunan. Selanjutnya, dengan menurunnya perilaku menyimpang, maka
pengendalian sosial menjadi berkurang intensitasnya. Demikian terjadi
terus-menerus membentuk suatu korelasi sebab akibat antara perilaku menyimpang
dan pengendalian sosial dalam suatu masyarakat.
I. DATA SOSIOLOGI TENTANG
FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT SETEMPAT
Fenomena sosial adalah
gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat yang sifatnya luar biasa.
Fenomena-fenomena sosial merupakan bentuk-bentuk kenisbian dari tata pergaulan
masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Fenomena ini dapat berupa
perubahan gaya hidup, tata cara pergaulan, perubahan sistem kemasyarakatan,
maupun hal-hal yang dapat memicu terjadinya masalah-masalah sosial
Beberapa fenomena sosial
yang perlu mendapat perhatian dari seluruh komponen bangsa antara lain :
1. Penurunan kualitas moral
(demoralisasi)
Demoralisasi berhubungan dengan rendahnya standar
moral dan penetapan nilai serta norma dalam masyarakat. Beberapa indikasi terjadinya demoralisasi
antara lain :
a. Kualitas dan kuantitas kriminalitas semakin
meningkat.
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkhis.
c. Konflik sosial semakin marak, baik konflik
vertikal maupun horisontal
d. Tindakan korupsi merajalela
e. Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba
de kalangan masyarakat
f. Pergaulan bebas semakin merajalela.
Beberapa penyebab demoralisasi antara lain adalah
:
a. Krisis
ekonomi yang berkepanjangan
b.
Pertumbuhan yang relatif tinggi sehingga
mengakibatkan jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
c. Menurunnya
kewibawaan pemerintah.
d.
Meningkatnya angka kemiskinan.
e.
Menurunnya kualitas aparat penegak hukum.
f. Adanya
sikap-sikap negatif seperti malas, boros, tidak disiplin dll.
g.
Keengganan memahami dan mendalami ajaran-ajaran agama.
2. Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang membuat
kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa takut
serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah satunya akibat
adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit.
Beberapa akibat yang timbul dari tindakan
terorisme antara lain :
a. Jatuhnya korban jiwa.
b. Menurunnya pendapatan sektor pariwisata.
c. Adanya rasa takut akan keselamatan jiwa
(trauma)
3. Merebaknya kasus
perdagangan anak
Menurut data yang diperoleh, Indonesia adalah
merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara. Wanita yang dikirim sekitar 200 hingga 300 ribu pekerja seks
komersial berusia 18 tahun. Kadang-kadang juga ada orang tua yang menjual anak
mereka karena terhimpit masalah ekonomi.
4. Meningkatnya angka
kemiskinan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh
pada perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti
menaikkan harga BBM. Bagi penduduk miskin pemerintah memberikan dana kompensasi
BBM, namun masih saja ada kesalahan teknis sehingga dana kompensasi tersebut
tidak sampai pada sasaran.
Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya
angka kemiskinan adalah :
a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
akibat kurangnya gizi.
b. Munculnya demoralisasi yang ditandai
dengan meningkatnya angka kriminalitas.
LATIHAN SOAL I :
A. Pilihlah jawaban yang
paling benar !
1. Bahan kajian ilmu sosial adalah ...
- fenomena
alam manusia.
- hubungan
sosial antar manusia
- aspek ilmiah
masyarakat
- perwujudan
kerohanian masyarakat
- hubungan
manusia dalam pemerintahan
2. Berikut ini yang bukan sifat dan hakikat sosiologi adalah ...
a. rumpun ilmu-ilmu sosial menyangkut
gejala-gejala kemasyarakatan dan bersifat empiris
b. pengetahuan abstrak dan bukan konkrit
c. pengetahuan yang empiris dan rasional
d. pengetahuan yang mempelajari gejala alam
e. mempelajari gejala-gejala umum setiap
interaksi masyarakat
3. Berikut ini adalah kegunaan sosiologi, kecuali ...
- penelitian
- perencanaan
sosial
- anggaran
pembangunan
- pembangunan
- pemecahan
masalah sosial
4. Metode penarikan kesimpulan dari hal-hal yang khusus ke hal-hal yang
umum, disebut ...
- statistik
- deduksi
- studi
kasus
- induksi
- empiris
5. Jika kita ingin meneliti kebudayaan suatu daerah,metode yang paling
cocok digunakan adalah...
- survey
lapangan
- eksperimen
- staistik
- empiris
- funsionalisme
6. Status yang dimiliki keluarga kerajaan merupakan status yang bersifat
...
- vertikal
- horisontal
- achieved status
- ascribed status
- status utama
7. Perbedaan masyarakat secara vertikal disebut …
- integrasi
sosial
- differensiasi
sosial
- stratifikasi
sosial
- kemajemukan
sosial
- pluralisme
8. Bahasa Latin ”socius” yang
merupakan asal kata sosiologi diartikan sebagai ...
- lawan
- musuh
- teman
- saudara
- famili
9. Sosiologi bersifat non etis, dalam hal ini sosiologi berarti ...
- merupakan
ilmu pengetahuan terapan
- tidak
mempersoalkan baik atau buruknya suatu fakta
- selalu
menggunakan sebuah metode penelitian
- merupakan
ilmu umum yang mudah dipelajari
- dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan sosial
10. Pernyataan berikut yang bukan merupakan manfaat mempelajari sosiologi
adalah ...
- kita akan
senantiasa memahami perbedaan dalam masyarakat
- membuat
kita lebih tanggap dan kritis dalam menghadapi persoalan hidup
- menjadikan
kita mendapatkan penghasilan yang
cukup besar
- membantu
kita mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat
- dapat
melihat lebih jelas siapa diri kita dalam masyarakat
B. Jawablah pertanyaan di
bawah ini dengan singkat dan jelas !
- Apakah
yang menjadi obyek kajian sosiologi ?
- Apakah
fenomena sosial budaya itu dan mengapa sosiologi dapat berfungsi untuk
menghadapi fenomena sosial budaya ?
- Apakah
yang menjadi ciri-ciri utama sosiologi ?
- Berikan
contoh realitas sosial budaya yang terdapat di daerah anda !
- Berikan
contoh pemecahan masalah dari masalah sosial yang ada di daerah anda !
BAB II
NILAI DAN NORMA DAN DINAMIKA
KEHIDUPAN SOSIAL
Standar Kompetensi : Memahami
perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma
yang berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi Dasar
: Mendiskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Indikator :
·
Menjelaskan
pengertian nilai sosial.
·
Mengidentifikasi
jenis-jenis nilai sosial.
·
Mengidentifikasi
ciri-ciri dan fungsi nilai sosial.
·
Menjelaskan
pengertian norma sosial.
·
Mengidentifikasi
macam-macam norma sosial dan sumber norma sosial serta menjelaskan fungsi norma
sosial.
·
Mengklasifikasikan
kasus-kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Tujuan Pembelajaran :
·
Siswa
dapat menjelaskan pengertian
nilai sosial.
·
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis nilai sosial.
·
Siswa
dapat mengidentifikasi
ciri-ciri dan fungsi nilai sosial.
·
Siswa
dapat menjelaskan pengertian
norma sosial.
·
Siswa
dapat mengidentifikasi
macam-macam norma sosial dan sumber norma sosial serta menjelaskan fungsi norma
sosial.
·
Siswa
dapat mengklasifikasikan
kasus-kasus pelanggaran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Alokasi waktu :
12 X 45menit
A.
NILAI SOSIAL
1.
Pengertian Nilai
Nilai adalah konsepsi abstrak dalam diri
manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Nilai terbentuk dari apa yang benar,
pantas dan luhur untuk dikerjakan dan diperhatikan.
Nilai bersifat subyektif.
Pendapat beberapa ahli tentang arti nilai
sosial :
· Goerge Spindler mengartikan
nilai sosial sebagai Core Values of a
Culture yang artinya pola-pola sikap dan tindakan yang menjadi acuan bagi
individu dan masyarakat.
· Charles F. Andrain
mengartikan nilai sosial sebagai konsep-konsep yang sangat umum mengenai
sesuatu yang ingin dicapai serta memberikan arah tindakan-tindakan mana yang
harus diambil.
· Koentjaraningrat
mendefinisikan nilai sosial sebagai konsepsi-konsepsi yang hidup di dalam alam
pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka
anggap amat penting dalam hidup.
Nilai sosial adalah penghargaan yang
diberikan masyarakat terhadap segala sesuatu yang dianggap baik, penting,
luhur, pantas dan mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan
hidup bersama.
Sosiologi merumuskan nilai berdasarkan
data yang ditemukan di dalam mayarakat.
Data itu diangkat dari pengalaman orang
banyak, baik dari masa lampau maupun masa sekarang. Anggota masyarakat tentu
mengalami, sendiri atau bersama-sama, daya guna dari apa yang disebut gotong
royong, musyawarah, jembatan layang, layang-layang, lalu lintas, taman hiburan
dan sebagainya dan mereka menghargainya, baik secara terang-terangan maupun
diam-diam. Penghargaan yang mereka berikan itulah yang disebut nilai sosial.
2.
Tolok Ukur Nilai Sosial
Tolok ukur nilai sosial adalah daya guna
fungsional suatu nilai dan kesungguhan penghargaan, penerimaan, atau pengakuan
yang diberikan oleh seluruh atau sebagian besar masyarakat terhadap nilai
sosial tersebut.
Tolok ukur hanya bersifat sementara,
karena masyarakat terus berubah. Dari pengalaman kita ketahui bahwa tolok ukur
yang sudah lama berlaku di dalam suatu masyarakat dapat goyah pada suatu saat.
Proses modernisasi dewasa ini ternyata
membawa dampak yang besar, antara lain masuknya semangat sekularisme. Salah
satu akibatnya adalah pudarnya nilai sosial tradisional.
Tidak ada tolok ukur nilai yang bersifat
kekal (absolute).
Dua syarat yang harus dipenuhi agar tolok
ukur nilai menjadi bersifat tetap adalah :
a. Penghargaan itu harus diberikan dan
disetujui oleh seluruh atau sebagian besar anggota masyarakat, jadi bukan atas keinginan atau
penilaian individu.
b. Tolok ukur itu harus diterima
sungguh-sungguh oleh masyarakat, minimal oleh sebagian besar.
3.
Sumber-sumber Nilai Sosial
Nilai sosial yang merupakan acuan untuk
besikap dan bertindak terumuskan dalam wujud konsep-konsep yang sangat umum
yang hidup dalam alam pikiran masyarakat, sebenarnya tidak datang dengan
sendirinya. Nilai sosial hadir dipahami dan diyakini oleh anggota-anggota
masyarakat, sebenarnya merupakan hasil dari proses produksi atau perumusan dari
tiga sumber.
Ketiga
sumber tersebut adalah :
a.
Tuhan
Banyak
masyarakat yang mempunyai nilai sosial yang bersumber dari Tuhan, yaitu melalui
ajaran yang disampaikan oleh Tuhan melalui agama. Karena ajaran agama
sesungguhnya berisi nilai-nilai sosial yang memberikan pedoman bagaimana cara
bersikap dan bertindak bagi manusia. Oleh karena itu, banyak ahli menyebutkan
bahwa nilai sosial yang bersumber dari Tuhan dinamakan nilai theonom. Contoh nilai theonom adalah negara Arab Saudi yang
menggunakan kitab suci Alquran sebagai pedoman nilai sosial bagi
penyelenggaraan negara dan gabi acuan bersikap dan bertindak warga negaranya.
b.
Masyarakat
Ada juga nilai sosial yang dirumuskan dari
kesepakatan banyak orang anggota masyarakat. Nilai sosial yang berasal dari
hasil kesepakatan banyak orang ini disebut nilai
heteronom. Contohnya, Pancasila yang berisi ajaran nilai yang harus
dipedomani oleh seluruh warga negara dan para penyelenggara negara di Indonesia
merpakan rumusan hasil kesepakatan bapak-bapak pediri bangsa (founding father).
c.
Individu
Selain
Tuhan dan masyarakat, nilai sosial juga diproduksi dan dirumuskan oleh seorang
individu. Biasanya orang-orang yang biasa merumuskan suatu nilai dan
nilai-nilai tersebut dipakai oleh masyarakat sebagai acuan bersikap dan
bertindak, adalah orang-orang yang memiliki kelebihan tertentu dibanding
orang-orang lain pada umumnya. Nilai
sosial yang bersumber dari seorang individu ini disebut nilai otonom. Contoh nilai otonom adalah John Jacques Rousseau yang
berhasil merumuskan konsep Trias Politika atau konsep yang mengajarkan perlunya
pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam penyelenggaraan
negara yang demokratis. Sekarang ajaran Trias Politika tersebut telah menjadi
bagian penting dari ajaran demokrasi yang telah diterapkan di sebagian besar
negara-negara di dunia.
Sifat sumber nilai sosial :
Nilai sosial juga bersumber dari daya guna
fungsional yang diakui dan diberikan masyarakat kepada segala kreasi manusia
yang disebut kebudayaan.
Sumber itu terletak di luar atau di dalam
diri orang atau barang yang dihargai. Jika terletak di luar orang atau barang
yang dihargai disebut sumber nilai sosial yang bersifat ekstrinsik, sedangkan jika
terletak di dalam diri orang atau benda yang dihargai maka disebut sumber nilai
sosial yang bersifat intrinsik.
Sumber-sumber nilai sosial ada yang bersifat ekstrinsik dan ada yang
bersifat intrinsik. Nilai intrinsik dari nilai sosial adalah harkat dan
martabat manusia itu sendiri. Nilai segala sesuatu bertolak dari nilai
intrinsik yang melekat pada harkat kemanusiaan. Melalui nilai intrinsik ini
kita dapat menerangkan nilai sosial benda-benda lain.
4.
Jenis-jenis Nilai Sosial
Max Scheller membedakan
nilai-nilai sosial kedalam empat jenis tingkat yang tersusun secara hierarkhis,
yaitu :
a. Nilai-nilai Kenikmatan
Dalam tingkatan ini terdapat deretan
nilai-nilai yang mengenakkan dan menyenangkan, yang menyebabkan orang-orang
memperoleh kenikmatan dan kesenangan.
b. Nilai-nilai Kehidupan
Dalam tingkatan ini terdapat nilai-nilai
yang paling penting bagi kehidupan. Misalnya : kesehatan, kesejahteraan umum,
terjadinya saling pengertian dan keharmonisan dalam masyarakat.
c. Nilai-nilai Kejiwaan
Dalam nilai-niilai kejiwaan ini meliputi
nilai-nilai yang tidak tergantung pada keadaan jasmaniah maupun lengkungannya.
Misalnya : masalah-masalah berkaitan dengan keindahan, kehalusan budi dan
kebenaran.
d. Nilai-nilai kerohanian
Pada tingkatan nilai-nilai kerohanian ini
terdapat modalitas nilai dari yang suci dan yang paling tidak suci. Nilai-nilai
semacam ini terutama terdiri dari nilai-nilai pribadi, terutama Allah sebagai
Pribadi tertinggi
Sedangkan
menurut Prof. Dr. Notonagoro, nilai dibedakan kedalam tiga jenis yaitu :
a. Nilai
material, yaitu nilai-nilai yang
berwujud manfaat kebendaan yang sangat berguna bagi kehidupan seseorang atau
masyarakat umum.
b. Nilai
vital, yaitu semua hal yang sangat
penting atau vital berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan
aktivitas.
c. Nilai spiritual,
yaitu segala sesuatu semua hal yang berguna bagi kebutuhan-kebutuhan rohaniah
manusia.
Nilai spiritual ini dibedakan menjadi
empat macam yaitu :
1). Nilai kebenaran (logis), yaitu nilai
yang bersumber dari akal dan dibenarkan oleh akal.
2). Nilai keindahan (estetis), yaitu nilai yang berasal dari unsur rasa
manusia.
3). Nilai moral (etis), yaitu nilai yang
berasal dari unsur kehendak atau karsa manusia.
4). Nilai agama (religius), yaitu nilai
yang merupakan nilai Ketuhanan, kerohanian yang
tertinggi dan mutlak.
Menurut J.R.
Sutarjo Adisusilo, nilai dibedakan atas nilai universal dan nilai
partikular.
Nilai-nilai yang termasuk universal adalah :
· Nilai Ketuhanan
Pada umumnya semua manusia sejak jaman purba
sampai sekarang memiliki kesadaran dalam dirinya yang mengakui akan adanya
kekuatan-kekuatan luar biasa di luar dirinya yang disebut Tuhan. Misalnya, pada
jaman primitif atau purba, manusia memiliki sistem kepercayaan yang disebut
animisme dan dinamisme, kemudian berkembang dalam puluhan tahun menjadi
politeisme (polytheism), dan sekarang manusia sudah mulai meyakini sistem
kepercayaan monoteisme (monotheism).
· Nilai Moral
Semua masyarakat dimanapun akan selalu
menginginkan anggota-anggotanya mempunyai moral yang baik. Seperti pada
masyarakat Yunani Kuno, anggotanya diajarkan cara-cara bersopan santun yang
baik. Lebih-lebih pada masyarakat timur seperti Indonesia, prinsip-prinsip
moral sangat dijunjung tinggi.
· Nilai Kasih sayang
Manusia selain mempunyai naluri untuk
mencukupi kebutuhan hidup seperti makan, minum dan reproduksi, manusia juga
memiliki kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang dan memberikan kasih sayang.
Sehingga hubungan kasih sayang antar sesama dianggap sebagai sesuatu yang amat
penting dan amat bernilai.
· Nilai Keindahan
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia
menghargai akan adanya keindahan. Bahkan tidak sedikit manusia yang selalu
menghasilkan karya keindahan, seperti lukisan, patung, tari dan lain-lain. Hal
ini menjadi bukti bahwa manusia menghargai dan mencintai keindahan.
· Nilai keteraturan dan keharmonisan hidup
Pada dasarnya semua manusia menghargai dan
menjunjung tinggi adanya keteraturan dan keharmonisan hidup. Tindakan-tindakan
anarki seperti membuat kerusuhan, amat dibenci. Sehingga keteraturan dan
keharmonisan hidup dianggap sebagai sesuatu yang amat bernilai.
5.
Ciri-ciri Nilai Sosial
Karakteristik atau ciri nilai sosial
adalah :
a. Merupakan hasil interaksi sosial antar
anggota masyarakat.
b. Bisa ditukarkan kepada individu atau
kelompok lain.
c. Terbentuk melalui proses belajar.
d. Bervariasi antar masyarakat yang berbeda.
e. Bisa mempengaruhi berbeda terhadap setiap
individu dalam masyarakat.
f. Bisa mempengaruhi positif maupun negatif
terhadap pengembangan pribadi seseorang.
g. Berisi anggapan-anggapan dari berbagai
obyek di dalam masyarakat.
6.
Fungsi-fungsi Nilai Sosial
Pada umumnya nilai sosial memiliki fungsi
bagi individu anggota suatu masyarakat maupun bagi masyarakat secara
keseluruhan.
Ada lima fungsi dari nilai sosial, yaitu :
a. Sebagai petunjuk arah (orientasi) bersikap
dan bertindak.
Dengan adanya nilai sosial seseorang atau
kelompok masyarakat akan bersikap dan bertindak sesuai dengan arah yang
dicita-citakan. Tanpa arah atau orientasi yang jelas seseorang atau kelompok
masyarakat akan bersikap dan bertindak yang tidak tentu, sehingga dalam
hidupnya menjadi kurang berarti.
Dalam hal orientasi nilai ini, seorang
sosiolog yang juga seorang antropolog yang bernama Clyde Kluckhohn mencetuskan ada lima macam orientasi nilai dalam
hidup manusia, yaitu :
1). Nilai mengenai hakikat hidup manusia
2). Nilai mengenai hakikat karya manusia
3). Nilai mengenai hakikat
hubungan manusia dengan sesama
4). Nilai mengenai hakikat
hubungan manusia dengan alam
5). Nilai mengenai hakikat
kedudukan manusia dalam ruang dan waktu
b.Sebagai pemandu dan pengontrol bagi sikap
dan tindakan manusia
Selain sebagai petunjuk arah (orientasi)
bagi manusia untuk bersikap dan bertindak, nilai sosial juga berfungsi sebagai
pemandu dan pengontrol sikap dan tindakan manusia. Dalam hal ini manusia
mendapat acuan (term of reference) bagaimana seharusnya bersikap dan bertindak.
Dengan acuan itu pula sikap dan tindakan manusia bisa dikontrol apakah sudah
sesuai dengan acuan (term of reference) tersebut atau sebaliknya sikap dan
tindakan manusia sudah menyimpang.
c. Sebagai pendorong sikap dan tindakan
manusia
Nilai sosial juga dapat berfungsi
sebagai pendorong (motivator) bagi manusia untuk bersikap dan bertindak. Hal
ini pernah dikemukakan oleh Max Weber
dalam bukunya yang berjudul The Protestant
Ethic and the spirit of Capitalism, yang isinya menerangkan bahwa
nilai-nilai dalam agama Protestan dapat mendorong orang-orang Amerika dan Eropa
untuk bertindak sehingga melahirkan sistem produksi yang disebut kapitalisme.
Taufik Abdullah juga pernah meneliti pengaruh nilai-nilai dalam agama Islam
yang mendorong orang-orang Minangkabau untuk bekerja lebih giat dan merantau.
d. Sebagai benteng perlindungan bagi
keberadaan masyarakat
Dengan adanya nilai sosial keberadaan dan
keberlangsungan masyarakat dapat terjaga. Sebab, hilangnya nilai sosial suatu
masyarakat berarti pula musnahnya karakteristik atau ciri khas masyarakat
tersebut. Dalam kasus di Indonesia, nilai sosial sebagai perlindungan yang
sangat ampuh adalah nilai Pancasila yang dapat menyelamatkan Indonesia dari
kehancuran.
e. Sebagai alat pemersatu anggota masyarakat
Nilai sosial juga bisa menjadi alat
pemersatu di antara anggota-anggota masyarakat. Antara satu anggota dengan anggota
yang lain bisa didekatkan melalui kesamaan nilai yang dimiliki. Hal ini berarti, semakin kuat pemahaman
dan penghayatan nilai sosial oleh para anggota, maka semakin kuat pula ikatan
kelompoknya. Begitu juga sebaliknya, semakin longgar pemahaman dan penghayatan
para anggota terhadap nilai sosial yang dimiliki, maka semakin rapuh ikatan
kelompoknya. Emile Durkheim pernah
menyelidiki hal demikian yang ditulis dalam bukunya On the Division of Labour yang berisi bahwa kesadaran akan
pemahaman nilai sosial tertentu akan melahirkan tipe solidaritas suatu
masyarakat.
Menurut J.R. Sutarjo Adisusila, nilai
ditinjau dari faedahnya dibagi menjadi dua yaitu nilai-
nilai final dan nilai-nilai instrumental.
B.
NORMA SOSIAL
1.
Pengertian Norma
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi
perintah maupun larangan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama dan
bermaksud untuk mengatur setiap perilaku manusia di dalam masyarakat guna
mencapai ketertiban dan kedamaian.
2.
Macam-macam Norma
Norma sosial dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu :
a.
Norma Agama
Adalah aturan-aturan yang merupakan
petunjuk hidup bagi manusia yang berasal dari Tuhan. Pada umumnya aturan-aturan
bertindak dan berperilaku dalam norma agama sudah tertulis di dalam kitab suci
masing-masing agama : Al Quran (Islam), Injil (Kristen), Weda (Budha),
Tripitaka (Hindu), dan lain-lain.
b.
Norma Hukum (Law)
Hukum merupakan salah satu norma yang
merupakan konkretisasi dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hukum
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1). Hukum tertulis (seperti UUD ’45, Tap
MPR, UU dan lain-lain)
2). Hukum
tidak tertulis atau yang dikenal dengan istilah konvensi (kebiasaan yang
dilakukan berulang sehingga menjadi patokan hukum meskipun tidak tertulis).
Contoh hukum tidak tertulis dalam proses hukum yang dikenal dengan
yurisprudensi, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh pengadilan/hukum
dalam menetapkan suatu perkara hukum.
Norma hukum menurut Soerjono Soekanto
mempunyai dua aspek, yaitu :
1). Sebagai sistem norma-norma, dan
2). Sebagai sistem kontrol sosial.
c.
Adat-istiadat (Custom)
Merupakan tata kelakuan yang ada di dalam
masyarakat yang telah terintegrasi secara kuat yang sudah berlangsung lama
secara turun-temurun. Misalnya, salah satu hukum adat di Jawa yang membagi berbeda
antara warisan untuk anak laki-laki dengan anak perempuan yang dikenal dengan
sak pikul sak gendongan dimana anak laki-laki mendapat sak pikul atau dua
bagian dan anak perempuan mendapatkan sak gendongan atau setengah dari bagian
laki-laki. Ada juga adat yang mengatur tentang garis keturunan matrilineal atau
menurut garis ibu misalnya di Sumatera Barat dan ada pula keturunan patrilineal
atau menurut garis ayah misalnya di Sumatera Utara.
d.
Tata Kelakuan (Mores)
Merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup
di dalam masyarakat sebagai norma pengatur dan dilaksanakan sebagai alat
pengawas oleh masyarakat terhadap anggotanya. Di satu pihak, tata kelakuan ini bersifat
memaksa terhadap suatu perbuatan; dan di pihak lain, tata kelakuan merupakan
larangan sehingga secara langsung tata kelakuan ini menjadi alat agar anggota
masyarakat mau menyesuaikan tindakan-tindakannya. Dalam pandangan beberapa
sosiolog ada yang menyamakan adat-istiadat (customs) dengan tata kelakuan
(mores).
e.
Kebiasaan (Folkways)
Merupakan tingkah laku yang berulang-ulang
yang ada di dalam masyarakat yang
dianggap sebagai pedoman bersama. Contoh : kalau makan dengan menggunakan
tangan kanan, berjabat tangan dengan tangan kanan, wanita berjalan di sebelah
kiri sedangkan laki-laki di sebelah kanannya, yang muda menghormat yang tua dan
yang tua menyayang yang muda, dlsb.
f.
Mode (Fashion)
Merupakan cara dan gaya melakukan atau
membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah namun selalu diikuti orang banyak.
Mode biasanya dengan imitasi atau peniruan sesuatu yang terjadi pada
masyarakat. Contoh, cara-cara
dan model-model potongan rambut, model pakaian, topi, dll. Mode atau fashion
ini sering bersifat periodik, yaitu mengikuti musim sehingga cepat berganti.
g.
Cara (Usage)
Merupakan suatu kebiasaan dalam berperilaku
namun lebih bersifat pada hubungan antar individu yang sangat terbatas.
Sehingga norma jenis ini hanya memiliki daya ikat yang sangat lemah, dan
penyimpangan terhadap cara tidak mengakibatkan hukuman berat tetapi sekedar
celaan. Misalnya, orang memiliki
cara masing-masing untuk minum pada waktu bertemu. Ada yang minum dengan mengeluarkan bunyi
sebagai tanda kepuasan, tetapi ada yang minum dengan tanpa mengeluarkan bunyi.
Soetandyo Wignyosubroto memperkenalkan dua
istilah yaitu :
· Pattern of
Behaviour, yaitu tingkah laku berpola, karena dilakukan secara
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
· Pattern for Behaviour, yaitu aturan-aturan yang mempola
tingkah laku, misalnya norma hukum dan norma agama.
3.
Norma Sosial Sebagai Kontrol Tingkah Laku
Para sosiolog melihat bahwa norma sosial
merupakan suatu patokan tingkah laku yang berbentuk kode-kode (codes). Kode
adalah peratutan-peraturan yang mengandung sanksi atau hukuman dan bisa
bersifat memaksa. Seperti pada kode kehakiman sebagaimana terdapat pada kitab
undang-undang pidana, perdata, dsb yang mengandung hukuman denda dan penjara.
Namun, kode sosial pada umumnya timbul dengan tanpa paksaan. Kode sosial yang
timbul dengan tanpa paksaan, biasanya menjadi suatu kode yang telah berlangsung
dan diterima oleh sekelompok orang atau masyarakat pada umumnya secara
sukarela. Sehingga penyelewengan atau penyelenggaraannya jarang terjadi, karena
orang takut kepada sanksi atau hukumannya. Menurut Hassan Shadily ada tiga kode
sosial, yaitu :
a.
Kode Etik (Ethical Code)
Merupakan peraturan tentang kesopanan atau
kesusilaan dimana sanksi atas pelanggaran terhadap peraturan ini adalah berupa
cibiran dan cemooh akibat ketidaksenangan orang lain. Misalnya : orang yang
meludah di depan orang lain, orang yang makan sambil berjalan, orang yang
menerima tamu dengan tanpa memakai baju, dua orang laki-laki dan seorang
perempuan yang naik sepeda motor dimana perempuannya berada si tengah-tengah.
Kesemuanya itu merupakan pelanggaran kode etik yang menyebabkan orang lain
tidak senang.
b.
Kode Moral (Moral Code)
Merupakan peraturan tentang tata cara
perilaku yang baik dimana sanksi atas pelanggaran terhadap peraturan ini berupa
hukuman ganti rugi, denda atau penjara. Kalau pada pelanggaran kode etik akan
menimbulkan ketidaksenangan orang lain, namun pelanggaran terhadap kode moral
akan menyebabkan kerugian pihak lain. Misalnya, seorang yang mencuri
menyebabkan hak milik orang lain diambil sehingga orang tersebut bila
tertangkap akan dipenjara.
c.
Kode Agama (Religion Code)
Merupakan peraturan tentang cara-cara
berperilaku yang baik yang duntunkan atau diajarkan dalam kitab suci agama
dimana sanksi atas pelanggarannya berupa dosa. Orang yang menerima dosa dalam
pandangan agama akan mendapat siksa di neraka kelak. Contohnya, orang yang melanggar
larangan zina, besok di akhirat akan menndapat siksa di neraka.
Semua penjelasan mengenai aneka sanksi baik dari kode etik,
kode moral maupun kode agama merupakan bentuk dari upaya kontrol sosial (social
control) terhadap tingkah laku anggota kelompok atau masyarakat. Tingkah laku
yang melanggar norma sosial dan mendapatkan sanksi atau hukuman, di dalam ilmu
sosiologi diketegorikan sebagai tingkah laku menyimpang (deviant behaviour).
4.
Penyimpangan Norma-Norma Sosial
Tingkah laku yang menyimpang (deviance
behaviour) adalah semua tingkah laku yang melanggar norma-norma penting dalam
kelompok atau masyarakat, contoh: bunuh diri (suicide), hubungan seks pra nikah
(extramarital sex), mengkonsumsi narkoba, pencurian, pemerkosaan, menyontek,
dll.
Robert M.Z. Lawang
membedakan bentuk pentimpangan menjadi empat macam, yaitu :
a.Perilaku menyimpang yang dikategorikan tindak kejahatan
Merupakan perilaku yang melanggar norma
hukum khususnya yang mengatur larangan melakukan kejahatan (crime behaviour),
seperti pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, perampokan dan pemukulan adalah
contoh perilaku kejahatan terhadap perseorangan. Korupsi, penyalahgunaan
wewenang dan pelanggaran terhadap UUD’45 adalah contoh kejahatan terhadap
negara.
b.
Penyimpangan seksual
Merupakan bentuk-bentuk perilaku seksual
yang dilakukan di luar aturan umum masyarakat. Seperti homoseksual,
ekshibisionisme, transseksual, pedophilia, nekrotisme, perzinahan, pelacuran,
lesbian dan bentuk-bentuk pelecehan terhadap perempuan.
c.
Sikap
dan tingkah laku yang selalu bertentangan dengan warga masyarakat
Misalnya penjudi, pemabuk, pemimpin geng, dll.
d.
Bentuk kehidupan yang berlebihan
Seperti pola hidup yang glamour atau serba wah,
konsumerisme, ngin tampil mewah, dll.
Beragam macam norma yang telah disebutkan dapat
meningkatkan peran dan kekuatan ikatan yang diberikan kepada masyarakat
penganutnya. Dengan proses evolutif tertentu bentuk-bentuk jenis norma yang
memiliki ikatan atau konsekuensi lemah, dalam pelaksanaan atau pelanggarannya dapat
meningkatkan daya ikatan dan efek konsekuensi yang ditimbulkan. Cara (usage)
lewat perulangan oleh masyarakat penganutnya dapat menjadi kebiasaan
(folkways).
Demikian pula kebiasaan dalam masyarakat yang
berlaku dalam masyarakat dan diterima bukan saja sebagai cara tertentu
melainkan memiliki fungsi evaluatif bagi perilaku anggota masyarakat dapat
meningkat menjadi tata kelakuan (mores). Pada akhirnya tata kelakuan yang kekal
dan dengan kuat terintegrasi dalam pola perilaku masyarakat akan meningkat lagi
fungsinya menjadi adat-istiadat (customs).
Dengan proses tersebut beragam norma yang berlaku
dalam masyarakat menjadi bagian tertentu dalam masyarakat. Proses ini disebut
pelembagaan (institutinalization). Atau dengan kata lain norma-norma tersebut
dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pelembagaan norma bukan saja dalam
pengertian bahwa ia mengalami pemapanan dan menempati satu status tertentu
dalam masyarakat (institutionalized). Lebih jauh lagi proses yang mereka yakini
kebenarannya. Kesadaran untuk meyakini norma dan menjadikannya sebagai patokan
dalam bertindak menunjukkan jika norma-norma tersebut telah mendarah daging
dalam diri para penganutnya. Proses ini disebut sebagai internalisasi.
Norma-norma sosial akan beroperasi secara efektif jika dan hanya jika ia
mengalami proses internalisasi dalam diri setiap anggota masyarakat. Dalam
proses masyarakat tidak saja cukup mengenal atau mengetahui norma tertentu,
lebih jauh lagi mereka juga memiliki keinginan untuk senantiasa menjaga
keyakinan itu dengan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari.
LATIHAN SOAL :
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !
1. Pada saat ulangan, siswa mengerjakan soal
tanpa pengawasan. Kesempatan menyontek sangat luas, namun tidak ada satu siswa
pun yang menyontek. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut menjunjung
tinggi nilai...
a. keindahan
d. material
b. moral e. immaterial
c. kerohanian
2. Berikut ini merupakan penanaman nilai
melalui media massa, yaitu :
a. persaingan merebut medali emas antara dua negara
b. hubungan yang akrab antara dua saudara sepupu
c. sejak kecil mereka saling mengenal karena
bertetangga
d. melalui pendidikan formal, mereka dilatih untuk
berdisiplin
e. pejabat itu menunda penggusuran setelah ada
gosip di surat kabar
3. Pada dasarnya, nilai keindahan (estetika)
bersumber pada unsur ...
a. cipta d. rasa
b. naluri
e. kepercayaan
c. kehendak
4. Apabila tata tertib yang ada di sekolah
sesuai dan selaras dengan pandangan hidup masyarakat, berarti di sekolah
tersebut telah tercipta...
a. kerja sama antara sekolah dan masyarakat
b. pelaksanaan tata tertib yang benar
c. peraturan sekolah yang konsisten
d. keselarasan antara nilai dan norma
e. keseimbangan antara hak dan kewajiban
5. Dilihat dari sanksi yang diberikan kepada
pelanggarnya, maka norma yang paling berat sanksinya adalah norma...
a. agama
d. kebiasaan
b. hukum e.
kesusilaan
c. kesopanan
6. Dilarang meludah di sembarang tempat,
merupakan contoh perwujudan dari norma ....
a. kebiasaan
d. hukum
b. agama
e. kesopanan
c. kesusilaan
7. Norma sosial merupakan aturan-aturan yang
diberi sanksi dan berfungsi...
a. memberi
berbagai macam sanksi terhadap individu
b. memberi batasan berperilaku individu
c. mengembangkan kepribadian individu
d. menetapkan harkat sosial individu
e. memenuhi peran sosial individu
8. Contoh berikut yang menunjukkan adanya keterkaitan antara
norma dan keteraturan sosial adalah...
a. setiap orang bebas untuk melakukan apa saja
yang diinginkan
b. pengendalian sosial secara ketat merupakan
suatu keharusan
c. setiap orang dapat membentuk kaidah-kaidah
bermasyarakat
d. menciptakan keseimbangan antara kebebasan dan
keteraturan
e. sesuai etika sebelum masuk rumah orang harus
mengucapkan salam
9. Sebelum berangkat sekolah, Mira dan Yudi
selalu berpamitan kepada kedua orang
tuanya dengan cara mencium tangan mereka. Norma yang ditanamkan oleh kedua
orang tua Mira dan Yudi termasuk dalam...
a. mores d.
usage
b. custom
e. adat
c. folkways
10. Keteraturan
sosial dapat terwujud dalam kehidupan masyarakat, bila setiap warga mematuhi
peraturan yang berlaku. Komponen yang sangat diperlukan untuk memelihara
keteraturan sosial adalah…
a. peraturan
d. kesepakatan bersama
b. kontrol sosial e. Kebersamaan dan
keseragaman
c. aparat yang bijaksana
B. Jawablah pertanyaan di
bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Deskripsikan fungsi-fungsi nilai sosial !
2. Apakah yang dimaksud dengan mores !
3. Prof. Dr. Notonagoro membedakan nilai kedalam
tiga jenis, sebutkan dan jelaskan !
4. Menurut Hassan Shadily ada tiga kode sosial,
sebutkan !
5. Jelaskan mengenai sifat sumber nilai sosial !
BAB III
INTERAKSI SOSIAL DAN
DINAMIKA
KEHIDUPAN SOSIAL
Standar Kompetensi : Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai
dengan nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Kompetensi Dasar
: Mendiskripsikan proses
interaksi sosial sebagai dasar pengembangan pola
keteraturan dan dinamika kehidupan sosial.
Indikator :
·
Mendefinisikan
interaksi sosial dan dinamika sosial.
·
Menjelaskan
faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
·
Mengidentifikasi
bentuk-bentuk interaksi sosial.
·
Mendefinisikan
keteraturan sosial.
·
Mengidentifikasi
unsur-unsur keteraturan sosial.
·
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat interaksi sosial.
Tujuan Pembelajaran :
·
Siswa
dapat Mendefinisikan interaksi
sosial dan dinamika sosial.
·
Siswa
dapat Menjelaskan
faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
·
Siswa
dapat Mengidentifikasi
bentuk-bentuk interaksi sosial.
Alokasi waktu :
12 X 45menit
A. PROSES INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial
adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Suatu hubungan sosial dikatakan interaksi sosial jika terdapat dua syarat
yang harus terpenuhi, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
Terjadinya interaksi sosial bermula dari individu melakukan tindakan sosial
terhadap orang lain.
Tindakan sosial adalah perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau
dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu.
Berdasarkan cara dan tujuan tindakan sosial dibedakan menjadi :
- Tindakan
rasional instrumental, yaitu tindakan yang dilakukan dengan
memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh, tindakan
memilih program atau jurusan di SMA dengan mempertimbangkan bakat, minat
dan cita-cita.
- Tindakan
rasional berorientasi nilai, yaitu tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar
dalam masyarakat sehingga pelaku tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan
tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang
cara. Contoh, tindakan memberi sedekah pada fakir miskin.
- Tindakan
tradisional, yaitu tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan
rasional. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pertimbangan kebiasaan dan
adat-istiadat. Contohnya, melakukan upacara tradisi untuk melestarikan
budaya.
- Tindakan
afektif, yaitu tindakan yang didasarkan pada perasaan atau emosi. Contoh,
duka, senang, benci.
Semua tindakan sosial melahirkan aksi dari seorang individu dan menimbulkan
reaksi dari individu lain. Karena adanya
sifat pengaruh mempengaruhi satu sama lain, maka tindakan ini menyebabkan
hubungan sosial. Jika hubungan sosial tersebut berlangsung secara timbal balik
maka akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial.
Suatu tindakan bisa disebut sebagai interaksi sosial jika memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
- dilakukan
minimal oleh dua orang atau lebih
- adanya
kontak sosial sebagai tahap pertama terjadinya interaksi
- adanya
komunikasi sebagai pengantar interaksi
- adanya
reaksi dari pihak lain atas komunikasi tersebut.
- mempunyai
maksud dan tujuan
- berpedoman
pada norma atau kaidah sebagai acuan dalam berinteraksi
- menghasilkan
berbagai bentuk interaksi tertentu.
Mengingat interaksi sosial merupakan faktor utama terciptanya suatu
kehidupan sosial maka agar interaksi berjalan dengan baik serta menghasilkan bentuk-bentuk
interaksi positif, sudah selayaknya apabila kita dapat menempatkan diri secara
patut dalam suatu interaksi. Jadi pada prinsipnya dalam suatu interaksi harus
selalu bersandar kepada norma-norma atau kaidah-kaidah yang berlaku sebagai
suatu petunjuk hidup bagi kita sebagai anggota masyarakat.
B. SYARAT TERJADINYA
INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial terjadi apabila terpenuhi dua syarat, yaitu :
- Kontak Sosial, hubungan sosial antara individu satu
dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti dengan sentuhan,
percakapan maupun tatap muka.
Bentuk kkontak sosial adalah :
- kontak
antara individu dan individu
- kontak
antara individu dan kelompok
- kontak
antara kelompok dan kelompok
Sifat kontak sosial
adalah :
a. kontak primer, yaitu kontak yang dilakukan secara langsung.
contoh
: bertatap muka, saling tersenyum, bersalaman.
b. kontak sekunder, yaitu kontak yang dilakukan melalui
perantara atau penghubung.
Kontak sekunder terdiri dari dua macam yaitu :
1). Kontak sekunder langsung,
yaitu kontak yang dilakukan masing-masing pihak melalui
alat tertentu, misal telepon, surat dan
melihat televisi.
2). Kontak sekunder tidak langsung,
yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain
(pihak ketiga), misal ayah menitip pesan
pada ibu agar sopir langsung menjemput ke
bandara.
- Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan
seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan
alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau tindakan tertentu.
Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik ataupun
perasaan. Disini muncullah reaksi ataupun pesan yang diterima baik itu
berupa perasaan gerak balasan maupun pembicaraan. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadi
komunikasi. Karena komunikasi adalah penyampaian pesan dan hasilnya adalah
reaksi atas aksi maka komunikasi
dapat bersifat positif atau negatif.
Komunikasi akan menghasilkan sesuatu yang positif atau terjadi
kerjasama apabila masing-masing pihak yang melakukan komunikasi saling
memahami maksud dan tujuan pihak lain. Di dalam komunikasi akan terjadi
kemungkinan berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MENDORONG TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL
Secara psikologis, seseorang melakukan interraksi sosial dengan orang lain
didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang bersifat psikologis-sosiologis
antara lain :
- Sugesti,
yaitu suatu proses pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang
kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mau
mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berfikir panjang. Oleh
karena sugesti merupakan anjuran yang bersifat menggugah emosi spontan
seseorang tersebut tanpa sempat berfikir panjang, maka keberhasilan
sugesti ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :
a. Orang yang memberikan sugesti lebih
berwibawa. Wibawa bisa disebabkan karena umurnya lebih tua, lebih
berpendidikan, lebih berkuasa atau sebab yang lainnya.
b. Pandangan yang diberikan lebih berkaitan
dengan kebutuhan-kebutuhan si penerima sugesti.
c. Lebih berhasil bila kondisi si penerima
sugesti dalam keadaan emosinya tidak stabil. Sebaliknya orang yang emosinya
stabil akan susah untuk diberi sugesti.
- Imitasi,
yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru orang lain baik dalam
wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkah laku
(behaviour), maupun gaya hidup (life style). Melalui proses ini seseorang
dapat mempelajari nilai, norma dan peran-peran sosialyang harus dilakukan
dalam masyarakatnya. Namun, sisi negatif dari proses imitasi ini adalah
munculnya tipologi manusia yang pasif karena ia hanya meniru orang lain
atau hanya sebagai pengikut dan mencontoh hasil-hasil orang lain. Apalagi
apabila yang ditiru adalah perilaku-perilaku menyimpang, maka perilaku
yang dihasilkan dari imitasi ini akan dapat menyimpang dari nilai dan
norma yang berlaku.
- Identifikasi, yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang kepada tokoh
idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya
sama atau identik dengan tokoh tersebut. Bila dibanding dengan imitasi,
proses dalam identifikasi lebih mendalam, Karena dalam identifikasi
seseorang mencoba menempatkan dirinya seperti keaadaan orang lain, atau
dengan kata lain ia mengidentikkan atau menyamakan dirinya dengan orang
lain. Proses identifikasi biasanya berlangsung dalam keadaan dimana orang
yang melakukan identifikasi benar-benar mengenal pihak yang menjadi tokoh
atau idola sehingga sikap, pandangan, serta keyakinan yang dipunyai idola
tersebut ingin dimiliki dan dijiwainya. Jadi, tidak sekadar mencontoh
seperti dalam imitasi, tetapi lebih dari itu ia ingin menjadi sama dengan
idola. Misal : seseorang yang megidentifikasikan dirinya dengan Mariah
Carey atau Desy Ratnasari, maka orang tersebut akan bergaya penampilan,
potongan rambut, cara berpakaian, dan cara berbicaranya sebisa mungkin
sama dengan kedua penyanyi idola tersebut.
- Simpati,
adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya
merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Bila dibandingkan
dengan identifikasi, maka simpati mirip dengan identifikasi yaitu dalam
hal kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Namun,
perbedaannya yaitu di dalam simpati yang memegang peranan penting adalah perasaan meskipun dorongan utamanya
adalah keinginan untuk memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tanpa
memandang kedudukan dan status.Adapun identifikasi didorong oleh keinginan
menjadi sama dengan pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan tertentu
atau dianggap sebagai idola. Contoh dalam simpati antara lain : seseorang
yang ikut merasa iba kepada kawannya yang terbaring di rumah sakit dengan
cara menjenguk. Atau, seseorang memberikan ucapan selamat kepada teman
karena ikut merasakan senang atas keberhasilan kawannya tersebut dalam
lomba baca puisi tingkat nasional.
- Motivasi,
adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan
seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi
motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara
kritis, arsional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi bersifat positif
karena dapat mendorong individu berpikir kritis dan kreatif. Sebaliknya
sugesti bersifat negatif karena dapat mendorong individu berperilaku
irrasional. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada
kelompok, kelompok kepada kelompok, atau kelompok kepada individu. Wujud
motivasi bisa dilihat dari berbagai contoh sikap atau perilaku,
- Empati,
hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai
atau lebih terlihat secara emosional, misalnya jika kita melihat keluarga
atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-olah
ikut merasakan penderitaan akibat musibah tersebut.
D. BENTUK-BENTUK INTERAKSI
SOSIAL
Bentuk interaksi sosial ada dua macam yaitu :
- Proses
interaksi sosial yang assosiatif, yaitu proses
interaksi sosial yang cenderung menciptakan persatuan dan meningkatan
solidaritas di antara masing-masing anggota kelompok. Proses ini terdiri
dari :
- Kerjasama,
yaitu bergabungnya individu-individu atau sekelompok individu untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama timbul apabila orang atau individu
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan
pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.
Lima bentuk kerjasama antara lain :
1). Kerukunan,
mencakup gotong royong dan tolong menolong
2). Bargaining,
yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
antara
dua organisasi atau lebih
3). Kooptasi,
yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi. Kooptasi merupakan suatu
cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan terhadap stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
4). Koalisi,
yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
sama.
Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu,
hal ini
terjadi karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai
struktur yang tidak sama. Akan tetapi karena maksud utamanya adalah untuk
mencapai tujuan bersama maka sifatnya adalah kooperatif.
5). Joint
Venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.
Contoh
: pertambangan dan perhotelan.
Hal-hal yang dapat menyebabkan bertambah kuatnya
kerjasama antara lain :
1). Adanya orientasi yang sama
2). Adanya bahaya atau ancaman dari luar
3). Ketersinggungan berkaitan dengan hal-hal yang
tertanam kuat dalam kelompok
4). Mencari keuntungan
5). Semata-mata menolong
- Akomodasi.
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti,
yaitu :
1). Menunjuk pada suatu keadaan
Akomodasi artinya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang –
perorang atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma dan nilai sosial
yang
berlaku
di dalam masyarakat
2). Menunjuk pada suatu proses
Akomodasi artinya usaha manusia untuk meredakan pertentangan atau
konflik guna
mencapai
kestabilan.
Jadi akomodasi adalah suatu interaksi kearah
terciptanya kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah
bersengketa. Akomodasi ini terjadi pada orang atau kelompok yang harus bekerja
sama sekalipun dalam kenyataannya mereka memiliki paham yang berbeda dan
bertentangan. Tanpa akomodasi dan kesediaan berakomodasi, dua pihak yang
berselisih paham tersebut tidak akan mungkin bekerja sama untuk selamanya.
Tujuan akomodasi :
1). Mengurangi pertentangan antara orang-perorang
atau kelompok akibat perbedaan
paham
2). Mencegah meledaknya suatu pertentanga
untuksementara waktu atau secara
Temporer
3). Memungkinkan terjadinya kerjasama antara
kelompok-kelompok sosial yang
hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis.
4). Mengupayakan peleburan antara
kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk
akomodasi antara lain :
1). Pemaksaan (coercion),
adalah suatu bentuk akomodasi yang berlangsung dengan cara pemaksaan sepihak
baik langsung (fisik) maupun tidak langsung (psikologis). Pemaksaan seperti itu
hanya mungkin terjadi apabila kedua belah pihak yang tengah berakomodasi
memiliki kedudukan sosial dan kekuatan yang tidak seimbang sehingga salah satu
pihak berada dalam posisi lemah. Contoh pemaksaan adalah perbudakan.
2). Kompromi (compromise),
adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat perselisihan
saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan dan memahami keadaan pihak
lainnya dan begitu pula sebaliknya.
3). Arbitrase (Arbitration),
adalah suatu cara mencapai kompromi karena pihak-pihak yang bertikai tidak
dapat menyelesaikan sendiri pertentangan itu. Akhirnya pertentangan
diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak. Pihak
ketiga menyelesaikan sengketa dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian
atas dasar ketentuan yang ada. Keputusan yang disampaikan pihak ketiga tersebut
bersifat mengikat.
4). Mediasi (mediation), adalah
menyelesaikan pertentangan dengan mengundang pihak ketiga yang netral. Tugas
utama pihak ketiga adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai.
Kedudukan pihak ketiga adalah sebagai penasehat. Pihak ketiga tidak mempunyai
wewenang untuk memberi keputusan terhadap penyelesaian pertentangan tersebut.
5). Konsiliasi
(conciliation), adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama. Contohnya,
lembaga tripat, yaitu panitia tetap yang khusus bertugas menyelesaikan
persoalan perburuhan, di dalamnya terdapat wakil perusahaan, wakil buruh dan
wakil departemen tenaga kerja.
6). Toleransi, disebut juga tolerant-participation yaitu suatu
bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul
secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.
7). Ajudikasi (adjudication),
adalah penyelesaian perkara atau sengketa melalui pengadilan.
8). Stalemate, adalah suatu bentuk akomodasi dengan pihak-pihak
yang bertentangan berhenti pada titiktertentu dalam melakukan pertentangannya.
Hal itu karena pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang.
- Asimilasi,
merupakan proses yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok. Asimilasi
juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan
proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Asimilasi timbul apabila syarat-syarat di bawah
ini terpenuhi, yaitu :
1). Adanya kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaan.
2). Orang-perorangan sebagai
warga kelompok saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu
yang lama.
3). Kebudayaan-kebudayaan
dari kelompok saling menyesuaikan diri.
Faktor pendorong asimilasi :
1). Toleransi terhadap
kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda.
2). Kesempatan-kesempatan
yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3). Sikap menghargai orang
asing dan kebudayaannya.
4). Sikap terbuka dari
golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5). Persamaan dalam
unsur-unsur kebudayaan.
6). Perkawinan campuran.
7). Adanya musuh bersama
dari luar.
Faktor-faktor yang
menghambat asimilasi antara lain :
1). Terisolasinya kebudayaan
suatu golongan tertentu di dalam masyarakat.
2). Kurangnya pengetahuan
suatu golongan tertentu mengenai kebudayaan golongan lain di dalam masyarakat.
3). Perasaan takut kepada
kekuatan kebudayaan kelompok lain yang dirasakan oleh warga suatu kelompok
tertentu.
4). Perasaan bahwa suatu
kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi dari pada golongan atau
kelompok lain.
5). Perbedaan ciri badaniah
antar kelompok, misalnya warna kulit. Hal itu menandakan bahwa perbedaan antar
kelompok tidak hanya kebudayaannya tetapi juga rasial.
6). Perasaan in group feeling yang kuat, artinya
paara warga kelompok yang ada merasa sangat terikat kepada kelompok dan
kebudayaan masing-masing.
7). Gangguan-gangguan
diskriminatif yang dilancarkan oleh golongan yang berkuasa terhadap golongan
minoritas.
8). Perbedaan
kepentingan-kepentingan pribadi antar warga atau kelompok.
- Akulturasi, merupakan suatu proses dimana kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing yang berbeda.
Unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.
Unsur-unsur kebudayaan ada yang mudah dan ada yang
sukar untuk diterima oleh masyarakat.
Unsur kebudayaan yang mudah diterima antara lain :
1). Unsur kebudayaan
kebendaan, seperti peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat
bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Misal, traktor untuk membajak sawah, penggiling
padi, blender, komputer, handphone dan lain-lain.
2). Unsur yang terbukti
membawa manfaat besar, misalnya radio dan televisi.
3). Unsur-unsur yang mudah
disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, misal
kesenian dan pakaian.
Unsur kebudayaan yang sulit
diterima antara lain :
1). Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan,
misal ideologi, falsafah hidup.
2). Unsur yang dipelajari
pada taraf pertama dalam proses sosialisasi. Misal masalah makanan pokok.
- Proses
interaksi sosial yang dissosiatif atau oppositional
processes, yaitu proses interaksi sosial yang cenderung
menciptakan perpecahan dan merenggangkan solidaritas si antara anggota
kelompok. Proses ini terdiri dari :
- Persaingan, atau kompetisi adalah suatu proses sosial dengan ciri individu atau
kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui
bidang-bidang kehidupan.Persaingan itu pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada
tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe persaingan :
1). Persaingan ekonomi
2). Persaingan kebudayaan
3). Persaingan kedudukan dan peran
4). Persaingan ras.
Fungsi persaingan antara lain :
1). Menyalurkan keinginan-keinginan individu atau
kelompok yang bersifat kompetitif.
2). Sebagai jalan di mana
keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu masa menjadi pusat
perhatian dan tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
3). Merupakan alat seleksi
untuk medudukkan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan
kemampuannya.
4). Alat untuk menyaring
para pekerja sehingga akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif.
- Kontravensi, terutama ditandai oleh adanya ketidakpastian mengenai diri
seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau
keraguan. Dalam bentuk murni, kontravensi berarti sikap mental
tersembunyi terhadap orang lain atau unsur kebudayaan suatu golongan
tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian,
tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
Bentuk-bentuk kontravensi antara lain :
1). Kontravensi umum,
meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan,
perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguan-gangguan, perbuatan kekerasan
dan mengacaukan rencana pihak lain.
2). Kontravensi sederhana, berupa perbuatan menyangkal
pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran,
mencerca, memfitnah dan melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain.
3). Kontravensi intensif,
mencakup penghasutan, menyebarkan desas-desus, dan mengecewakan pihak-pihak
lain.
4). Kontravensi rahasia, misalnya mengumumkan rahasia pihak
lain dan perbuatan khianat.
5). Kontravensi statis,
misalnya mengejutkan lawan atau membingungkan pihak lawan.
Tipe-tipe kontravensi antara lain :
1). Kontravensi generasi
dalam masyarakat, biasanya terjadi karena adanya perubahan-perubahan yang
begitu cepat. Contoh pola hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya,
biasanya terjadi kontravensi karena anak-anak menganggap orang tua mempunyai
pendapat yang kolot atau kuno sementara orang tua yang terikat tradisi tidak
begitu mudahnya menerima pendapat baru dari anaknya.
2). Kontravensi seksual,
menyangkut hubungan suami dan istri dalam keluarga. Nilai-nilai dalam
masyarakat menempatkan suami dan istri pada kedudukan yang sejajar, namun masih
ada keraguan terhadap kemampuan wanita mengingat latar belakang sejarah dan
kedudukan wanita pada umumnya.
3). Kontravensi parlemen,
berkaitan dengan golongan mayoritas
dan golongan minoritas dalam masyarakat, antara lain menyangkut hubungan dalam
legislatif, keagamaan dan pendidikan.
- Pertentangan (conflict), adalah suatu proses sosial dimana setiap individu atau kelompok
berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan
ancaman atau kekerasan. Perbedaan unsur-unsur kebudayaan, ciri-ciri
badaniah, emosi dan pola-pola perilaku dapat mempertajam dan
mengakibatkan terjadinya konflik. Perasaan memegang peranan penting dalam
mempertajam perbedaan tersebut. Perasaan itu biasanya berwujud amarah dan
rasa benci yang menyebabkan dorongan untuk melukai, menyerang pihak lain,
menekan bahkan menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan.
Sebab-sebab terjadinya konflik :
1). Perbedaan antar individu
2). Perbedaan kebudayaan
3). Perbedaan kepentingan
4). Perubahan sosial
Bentuk pertentangan antara lain :
1). Pertentangan pribadi
2). Pertentangan rasial
3). Pertentangan antar kelas sosial
4). Pertentangan politik
5). Pertentangan internasional
Akibat pertentangan antara lain :
1). Bertambah kuatnya rasa solidaritas antara
sesama anggota
2). Goyah atau retaknya kesatuan kelompok
3). Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban
manusia
4). Adanya perubahan kepribadian para individu
5). Adanya akomodasi
E. KETERATURAN SOSIAL
Keteraturan sosial merupakan
hasil interaksi sosial, karena keteraturan sosial tercipta karena adanya nilai
dan norma sosial yang berlaku dalam suatu masyarakat. Nilai dan norma sosial
ini diciptakan untuk mengatur hubungan atau interaksi antar anggota masyarakat
yang bersangkutan. Hasil interaksi antar anggota masyarakat yang dilandasi
dengan norma dan nilai sosial itu menciptakan keteraturan sosial dalam
masyaraka yang bersangkutan.Setiap manusia atau masyarakat selalu mendambakan
ketentraman dhidupnya. Ketentraman tersebut dapat terjadi apabila
hubungan-hubungan sosial di antara anggota
masyarakat dan sistem kemasyarakatan berlangsung secara teratur sesuai nilai dan norma yang berlaku. Kondisi
masyarakat yang teratur akan menciptakan hubungan sosial dan kehidupan sosial
yang tertib, harmonis dan teratur.
Keteraturan sosial
adalah suatu keadaan yang berciri hubungan sosial yang berlangsung di antara anggota-anggota
masyarakat tercermin adanya keselarasan, keserasian dan keharmonisan sesuai dengan
nilai-nilai yang berlaku. Dengan demikian kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi
dengan baik.
Keteraturan sosial
diperlukan dalam suatu masyarakat karena setiap masyarakat memiliki
tujuan-tujuan atau cita-cita tertentu. Jadi, untuk mencapai tujuan-tujuan ini, maka keteraturan sosial sangat
diperlukan. Tanpa keteraturan, mustahil tujuan-tujuan itu dapat dicapai. Ada
banyak tujuan yang ingin dicapai oleh suatu masyarakat antara lain kehidupan
yang aman dan tenteram, pembangunan yang berhasil, stabilitas yang mantap dan
sebagainya.
Pengaruh dinamika sosial
dalam interaksi sosial adalah bahwa kehidupan sosial budaya masyarakat manusia bersifat
dinamis, artinya selalu bergerak dan berubah-ubah, betapapun kecilnya wujud
perubahan itu. Perubahan sosial budaya memiliki kecenderungan untuk berubah
kearah yang positif atau negatif. Dengan pemahaman tersebut, maka dinamika sosial juga mempengaruhi interaksi
sosial, baik secara lokal,regional maupun global. Pengaruh tersebut menyebabkan
munculnya kerjasama antaranggota masyaraat bahkan antar negara. Namun,
kadang-kadang interaksi sosial yang terjadi karena kontak sosial tersebut dapat
menimbulkan konflik. Misalnya, konflik Ambon, konflik Israel dan Palestina yang
memakan korban tidak sedikit. Oleh sebab itu, memahami proses interaksi sosial
dalam kehidupan sosial dalam masyarakat dapat diupayakan dengan usaha untuk
mengurangi konflk dan meningkatkan kerja sama. Selanjutnya, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
F. UNSUR-UNSUR KETERATURAN
SOSIAL
Unsur-unsur keteraturan sosial adalah :
- Tertib sosial, adalah gambaran tentang kondisi kehidupan
suatu masyarakat yang teratur, dinamis dan aman sebagai akibat adanya
hubungan yang selaras antara tindakan, norma dan nilai sosial dalam
interaksi sosial.Kehidupan suatu masyarakat yang tertib ditandai oleh
beberapa hal , yaitu :
- individu
atau kelompok bertindak sesuai norma dan nilai yang berlaku
- adanya
pranata-pranata sosial yang saling mendukung
- adanya
sistem norma dan nilai sosial yang diakui dan dijunjung tinggi oleh
anggota masyarakat.
- adanya
kerjasama yang harmonis dan menyenangkan.
- Order, yaitu sistem norma dan nilai-nilai sosial yang berkembang ,
diakui dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Order atau perintah
muncul sebagai hasil perkembangan keteraturan sosial. Oleh karena itu,
order sebagai bagian dari sistem nilai dan norma sosial turut mengatur tindakan setiap
individu atau kelompok masyarakat tertentu dalam interaksi sosial. Contoh
order antara lain :
- perintah
untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan selokan, membersihkan halaman
dan bersih desa.
- Perintah
untuk bergotong royong seperti membangun jembatan, mendirikan bangunan
SD dan memperbaiki jalan.
- Keajegan, yaitu gambaran suatu kondisi keteraturan
sosial yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang
selaras antara tindakan, norma dan nilai dalam interaksi sosial.
Contoh keajegan :
- setiap
pagi para siswa pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian seragam,
mengikuti pelajaran dan kegiatan lain di sekolah.
- seorang
polisi lalu lintas berdiri di pinggir jalan untuk mengatur kendaraan
- ayah
pergi ke kantor untuk bekerja demi kesejahteraan keluarga
Kegiatan para siswa,
orang tua dan pekerja dalam contoh tersebut telah bersifat tetap menurut
ketentuan atau aturan
yang telah ditetapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Pola, yaitu gambaran atau corak hubungan sosial
yang tetap dalam interaksi sosial.
Contoh
pola antara lain :
- seorang
siswa harus menghormati gurunya
- seorang
anak harus berbakti pada orang tuanya
Terbentuknya pola dalam
interaksi sosial tersebut melalui proses cukup lama dan berulang-
ulang. Akhirnya muncul menjadi model yang tetap untuk
dicontoh dan ditiru oleh anggota
masyarakat. Oleh
karenanya pola sistem norma masyarakat tertentu akan berbeda dengan pola
sistem norma masyarakat
lainnya.
LATIHAN SOAL :
A. Pilihlah satu jawaban
yang paling benar !
- Pada
umumnya, suatu interaksi sosial akan dapat terjadi apabila sudah memenuhi
dua persyaratan utama, yaitu :
a. sugesti dan akomodasi d.
kontak sosial dan imitasi
b. kontak sosial dan komunikasi e. sugesti dan
imitasi
c. akomodasi dan akulturasi
- Jika
seseorang menjadikan dirinya sebagai orang lain atau menjadi sama dengan
tokoh idolanya, maka proses di atas dinamakan ...
a. sugesti
d. identifikasi
b. imitasi
e. Interaksi
c. simpati
- Perhatikan
proses interaksi sosial di bawah ini :
1). Persaingan di antara partai politik
2). Kerja sama dua negara yang bersahabat
3). Akomodasi berbagai kepentingan kelompok
4). Asimilasi unsur budaya masyarakat nusantara
5). Konflik antar partai politik
Hal-hal di atas yang termasuk proses assosiatif
adalah nomor ...
a. 1), 2) dan 3)
d. 2), 3) dan 5)
b. 1), 2) dan 4)
e. 3), 4) dan 5)
c. 2), 3) dan 5)
- Seorang
penderita penyakit jantung merasa sembuh setelah berkonsultasi dengan
seorang dukun. Interaksi ini terjadi berdasarkan faktor...
a. empati
d. imitasi
b. simpati
e. Sugesti
c. identifikasi
- Suatu masyarakat yang anggotanya merasa saling tergantung, bekerja sama, dan terkoordinasi dalam suatu pola tertentu, berarti masyarakat tersebut hidup dalam masyarakat yang ...
a. dissosiatif
d. akomodatif
b.
assosiatif
e. Asimilatif
c. kooperatif
- Salah satu akibat positif konflik dalam sebuah interaksi sosial adalah…
a. adanya perbedaan kepribadian dan kepentingan
b. menerima keputusan sepihak
c. bertambah kuatnya rasa solidaritas antar sesama
anggota
d. dilaksanakannya proses akomodasi
e. merdekanya salah satu pihak
- Usaha
patungan antara dua perusahaan besar untuk melaksanakan proyek tertentu,
dalam sosiologi disebut...
a. bargaining
d. joint venture
b.
cooptation
e. coalition
c. competition
- Perbuatan-perbuatan yang ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud serta tujuan tertentu disebut…
a. tindakan sosial
d. akomodasi
b. interaksi sosial
e. Asimilasi
c. kontak sosial
- Lewat
interaksi yang intens, seorang anak laki-laki menyerap karakteristik
ayahnya. Ia bangga dan ingin menjadi seperti ayahnya. Proses ini
termasuk...
a. imitasi
d. sugesti
b. meniru e. kristalisasi
c. identifikasi
- Tindakan
yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara
yang digunakan dengan tujuan yang hendak dicapai merupakan pengertian dari
tindakan ...
a. subyektif d.
rasional instrumental
b. tradisional
e. rasional berorientasi nilai
c. obyektif rasional
B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan tepat !
- Sebutkan
faktor-faktor yang menghambat asimilasi !
- Bedakan
antara kontak primer dan kontak sekunder !
- Apakah
yang dimaksud dengan akulturasi, persaingan dan kontravensi ?
- Sebutkan
bentuk-bentuk interaksi sosial yang dapat mendorong terciptanya keteraturan
sosial dala suatu masyarakat !
- Apakah
pengaruh dinamika sosial dalam interaksi sosial?
0 komentar:
Posting Komentar