BAB IV
SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan nilai dan norma dalam proses
pengembangan kepribadian.
KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan sosialisasi sebagai proses
pembentukan kepribadian.
MATERI POKOK : Sosialisasi dan pembentukan kepribadian
ALOKASI WAKTU : 6 x 45 menit
INDIKATOR 1.
Mendefinisikan sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mendefinifikn pengertian sosialisasi.
2. Siswa dapat mendefinisikan kepribadian
Pengertian sosialisasi :
- Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan , dan melaksanakan suatu tindakan social yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
- Sosialisasi ditempuh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan, sejak ia dilahirkan hingga akhir hayatnya.
- Sosialisasi erat sekali dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses belajar seorang individu untuk belajar mengenal, menghayati dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap system adapt dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya.
Pengertian menurut para ahli :
- Macionis (1997 : 123), sosialisasi adalah pengalaman social sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.
- Horton & Hunt (1987 : 89) Mendefinisikan sosialisasi sebagai proses di mana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
- Giddens (1994 : 60), sosialisasi adalah sebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetauan dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
- Soerjono Soekanto, Sosialisasi adalah suatu proses social tempat di mana seseorang individu mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di dalam kelompoknya.
Pengertian kepribadian :
- Theordore M. Newcomb,
Kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang dari perilakunnya.
- Roucek dan warren, kepribadian adalah organisasi factor-faktor biologis, psikilogi dan sosiologis yang mendasari perilaku seorang individu.
- Koentjaraningrat berpendapat bahwa kepribadian sebagai susunan dari unsure-unsur jiwa dan akal yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu
INDIKATOR 2
Menjelaskan pengaruh sosialisasi terhadap
pembentukan kepribadian
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Siswa dapat menemukan agen-agen
sosialisasi
2.
Siswa dapat menjelaskan pengaruh agen-agen
sosialisasi
MEDIA / AGEN SOSIALISASI
1. Keluarga,
proses sosialisasi awal ini dimulai dan merupakan lembaga yang paling terkait
erat dengan proses sosialisasi. Sebagai
kelompok ocial keluarga memiliki nilai-nilai dan norma-norma tertentu. Fungsi utamanya adalah menjaga dan memelihara
anak, tempat awal persemaian nilai dan norma, tempat persemaian cinta dan kasih
ocial, melatih penguasaan diri, dan melatih anak dalam mempelajari peranan ocial.
Pola/ cara sosialisasi dalam lingkungan
keluarga :
- Sosialisasi represif (repressive socialization), cirri-cirinya antara lain : menghukum perilaku yang keliru, hukuman dan imbalan material, kepatuhan anak, komunikasi sebagai perintah, komunikasi nonverbal, sosialisasi berpusat pada orang tua, anak memperhatikan orang tua dan keluarga merupakan significant order (dominasi orang tua)
- Sosialisasi partisipasi (participatory socialization), cirri-cirinya antara lain : memberikan imbalan bagi perilaku yang baik, hukuman dan imbalan simbolis, otonomi anak, komunikasi sebagai interaksi, komuniasi verbal, sosialisasi berpusat pada anak, orang tua memperhatikan keinginan anak dan keluarga merupakan generalized order (kerja sama kea rah tujuan).
2. Kelompok
bermain (peer group), meliputi teman-teman tetangga, keluarga, kerabat,
teman sekolah dll.
Pada
usia anak-anak kelompok bermain mencakup teman-teman tetangga, keluarga, dan
kerabat. Pada usia remaja kelompok sepermaianan
berkembang menjadi kelompok persahabatan yang lebih luas.
Jalinan antar individu dalam kelompok bermain sangat kuat sehingga lahirlah
:
- Nilai dan norma tertentu yang dijunjung tinggi dalam pergaulan mereka.
- Memiliki simbol-simbol tertentu sebagai identitas kelompok.
- Saling menyesuaikan diri dan rasa saling membutuhkan.
Fungsi utama kelompok teman sebaya antara lain :
- Terjadi proses akulturasi dan asimilasi budaya.
- Mengajarkan mobilitas baik vertikal maupun horizontal.
- Memicu peranan seorang anak dalam memperoleh peran dan status baru.
Peranan positif kelompok persahabatan antara lain :
a. Rasa aman dan dianggap penting dalam
kelompok akan sangat berguana bagi perkembangan jiwa anak.
b. Perkembangan kemandirian remaja tumbuh
dengan baik dalam kelompok persahabatan.
c.
Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran rasa
kecewa,takut, khawatir, gembira, gelisah dsbnya.
d.
Melalui interaksi dalam kelompok, remaja dapat
mengembangkan berbagai ketrampilan social yang berguna bagi kehidupannya.
e.
Pada umumnya kelompok persahabatan mempunyai pola
perilaku dan kaidah-kaidahtertentu yang mendorong remaja bersikap lebih dewasa.
Bentuk-bentuk kelompok bermain (peer group)
1. Chums adalah kelompok yang terdiri dari
dua atau tga orang sahabat karib. Pada
umumnya anggotanya mempunyai kesamaan dalam hal jenis kelamin, bakat minat, dan
kemampuan.
2. Cliques adalah kelompok yang terdiri
dari empat atau l;ima orang sahabat karib, dan mempunyai kesamaan dalam hal
jenis kelamin, minat, kemauan, dan kemampuan yang sama. Cliques merupakan gabungan dari beberapa
sahabat karib.
3. Crowds adalah kelompok teman sebaya yang
terdiri atas banyak remaja yang yang memiliki minat yang sama. Karena jumlahnya yang sangat banyak maka
sering terjadi ketegangan emosional di antara mereka.
4. Kelompok terorganisir adalah kelompok
yang sengaja dibentuk dan direncanakan oleh orang dewasa. Misalnya kelompok pecinta alam, kelompok
belajar, regu kerja, pramuka dll.
Selanjutnya kelompok tersebut dikelola melalui lembaga forma dengan
aturan-aturan sistematis dan dipatuhi anggotanya.
3. Lingkungan
sekolah, apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah, maka secara
resmi ia menjadi kelompok formal yang terikat aturan-aturan resmi dan
dihadapkan pada norma-norma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu.
Sekolah memperoleh mandate yang tegas untuk mensosialisasikan nilai dan norma
kebudayaan bangsa dan negaranya. Peran guru pada pendidikan dasar sangat
dominan untuk mempengaruhi dan membentuk pola perilaku anak didik. Pada
penddikan menengan atas peran guru sudah dibatasi oleh peran anak didik itu
sendiri namun masih tetap mendapatkan peran dalam hal membimbing agar siswa
mempunyai motivasi besar dalam menyelesaikan studinya. Pendidikan formal ini untuk mempersiapkan
anak menguasai peranan-peranan baru dikemudian hari.
4. Lingkungan
kerja, pada umumnya mengendap dalam diri seseorang dan sukar sekali
untuk diubah, apalagi jika yang bersangkutan cukup lama bekerja di lingkungan
tersebut.
5. Media
massa, diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang berpengaruh
terhadap perilaku khalayak dan dapat mengarahkan kearah perilaku prososial atau
anti social.
6. Organisasi,
adalah sebuah tipe pembentukan kolektifitas yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan khusus. Pada masyarakat kita dikenal tiga bentuk
organisasi, antara lain :
a.
Organisasi ocial kemasyarakatan : mempunyai ocia
keanggotaan terbuka dan disatukan dalam struktur, aturan dan hubungan kerja
yang tertata rapi. Memiliki tujuan,
kepentingan dan visi yang sama.
b.
Organisasi ocial keagamaan : keanggotaannya semi
terbuka karena adanya prinsip-prinsip dasar seperti ocialy dan tujuan yang
membatasi organisasi tersebut. Struktur
dan aturan dalam organisasi bersifat formal tetapi dalam pelaksanaannya
bersifat lunak dan kekeluargaan.
c.
Organisasi profesi : dibentuk untuk tujuan khusus yang
berkaitan dengan permasalahan kepentingan dalam profesi atau pekerjaan. Keanggotaan bersifat tertutup yang didasarkan
pada persamaan profesi.
7. Negara,
dengan membuat peraturan perundang-undangan ocial juga mensosialisasikan nilai
dan norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa, dan Negara kepada masyarakat.
TAHAP-TAHAP SOSIALISASI menurut Herbert
Mead
1. Tahap
persiapan (Preparatory stage), yaitu perisapan mengenal dunia
sosialnya, termasuk persiapan memperoleh pemahaman tentang diri.
2. Tahap
meniru (Play stage), anak
dapat melakukan tiruan secara sempurna kemampuannya untuk menempatkan diri pada
posisi orang lain mulai terbentuk.
3. Tahap
siap bertindak ( game stage), peniruan mulai berkurang digantikan oleh
peranan yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.
4. Tahap
penerimaan norma kolektif (generalized other), manusia sudah dapat menempatkan diri pada posisi masyarakat luas
sehingga dapat dikatakann telah menjadi warga mayarakat dalam arti penuh.
BENTUK-BENTUK SOSIALISASI
1. Sosialisasi
primer, yaitu sosialisasi
pertama yang dialami individu sewaktu kecil.
2.
Sosialisasi
sekunder, yaitu merupakan tahap lanjutan sosialisasi primer. Pada tahap ini juga
dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri
yang lama dan dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru
yang dapat melalui institusi social.
TIPE-TIPE SOSIALISASI
1.
Sosialisasi
formal, terjadi di sekolah dan pendidikan militer.
2.
Sosialisasi
informal, informal di lingkungan, teman, dan tokoh masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SOSIALISASI
1. Kesiapan dan kematangan pribadi seseorang.
Yang
termasuk kesiapan adalah potensi manusia untuk belajar dan kemampuan berbahasa.
2.
Lingkungan atau sarana sosialisasi
Berkembang
atau tidaknya potensi kemanusiaan seseorang tergantung pada 3 faktor yaitu
interaksi dengan sesame manusia, bahasa, dan cinta atau kasih ocial.
3.
Cara sosialisasi.
Cara
sosialisasi yang dialami oleh seseorang akan mempengaruhi sosialisasi itu
sendiri
FUNGSI DAN TUJUAN SOSIALISASI
Secara
umum sosialialisasi bertujuan membentuk kepribadian melalui proses mempelajari
pola-pola kebudayaan. Kebudayaan yang
dipelajari meliputi nilai-nilai, norma-norma beserta sanksi-sanksi yang akan
diterima apabila terjadi penyimpangan.
Fungsi umum ini
dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
1.
Individu
Sosialisasi
berfungsi sebagai sarana pengenalan, pengakuan, dan penyesuaian diri terhadap
nilai-nilai, norma-norma, dan struktur ocial, sehingga seseorang menjadi warga
masyarakat yang baik (dapat memenuhi harapan umum warga masyarakat).
2.
Masyarakat.
Sosialisasi
berfungsi sebagai sarana pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai
serta norma-norma ocial. Dengan demikian
nilai dan norma tetap terpelihara dari generasi ke generasi dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Apabila
fungsi sosialisasi di atas berjalan dengan baik, maka diharapkan dapat memenuhi
tujuan sosialisasi berikut :
a.
Agar setiap orang dapat hidup dengan baik di
tengah-tengah masyarakatnya.
b.
Agar setiap orang dapat menyesuaikan tingkah lakunya
dengan harapan masyarakat.
c.
Agar setiap orang dapat menyadari keberadaanya dalam
masyarakat.
d.
Agar setiap orang mampu menjadi anggota masyarakat yang
baik.
e.
Agar masyarakat tetap utuh
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
INDIKATOR 3
Mengidentifikasikan faktor-faktor pembentukan kepribadian
TUJUAN PEMBELAJARAN
1.
Siswa dapat menemukan teori terbentuknya
kepribadian
2.
Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor
pembentukan kepribadian.
3.
Siswa dapat menjelaskan tahap-tahap
pembentukan kepribadian.
Teori mengenai terbentuknya kepribadian :
- Cermin Diri (Cooly;
1902), Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan orang
lain, karena orang lainlah yang memberikan gambaran tentang diri
kita. Dari gambaran diri atau cermin diri yang
diberikan orang lain itu kemudian kepribadian kita terbentuk.
- Generalisasi Orang Lain
(George Herbert
Mead; 1934) Setiap orang meyakini bahwa orang lain memiliki harapan
terhadap perilaku kita. Harapan
itulah yang kita hayati, sehingga perilaku kita benar-benar seperti apa yang menurut kita sesuai
dengan harapan orang lain.
- Konflik Individu dan
Masyarakat (Sigmund
Freud)Kepribadian terbentuk akibat konflik mendasar dan abadi antara
individu dengan masyarakatnya. Jiwa
seseorang terdiri atas tiga bagian, Id, Superego, dan ego.
- Id adalah pusat nafsu dan dorongan-dorongan
yang bersifat naluriah, anti sosial dan rakus
- Superego adalah jalinan antara cita-cita dan
nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang sehingga membentuk hati
nurani.
- Ego adalah bagian yang bersifat sadar dan
rasional, sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego dan Id.
Pertentangan antara dorongan naluriah yang
cenderung merusak (Id) dengan
nilai-nilai sosial yang menekan (superego), dikendalikan oleh kesadaran (ego)
akhirnya melahirkan perilaku khas yang disebut kepribadian.
FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Menurut Roucek Dan Warren
1. Faktor
biologis . Misalnya cacat fisik, penampilan kurang
ideal akan rendah diri atau sukar bergaul.
2.
Faktor Psikologis. Misalnya temperamen seperti agresif, pemarah,
pemalu, hasrat, keinginan.
3.
Faktor sosiologis
/ lingkungan yaitu kepribadian seseorang menjadi sesuai dengan perilaku
kelompoknya atau masyarakat.
UNSUR-UNSUR PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN menurut
Koentjaraningrat
1.
Unsur pengetahuan,
yaitu unsure yang bersumber dari pola ocia yang rasional.
2.
Unsur perasaan,
yaitu baik yang bersifat positif maupun negative terhadap suatu keadaan yang
terjadi.
3.
Unsur naluri,
yaitu dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik yang bersifat rohaniah
maupun jasmaniah.
FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
1. Faktor
Pra Kelahiran (Prenatal, selama dalam kandungan dapat mempengaruhi perkembangan calon individu,
misalnya penyakit yang diderita ibu seperti sipilis, diabetes, kanker dapat mempengaruhi
perkembangan mental, penglihatan dan pendengaran bayi. Keadaan kandungan ibu, kondisi daerah panggul
ibu juga dapat mempengaruhipertumbuhan bayi selama dalam kandunga, akibatnya
bayi bisa lahir cacat atau kidal. Keterkejutan
keras (shock) saat lahir mengakibatkan
bayi memiliki kelambanan berfikir.
2. Faktor Keturunan (Heredity/warisan biologis),
adalah semua yang diterima seseorang sebagai manusia melalui gen kedua orang
tuanya / bawaan dari leluhurnya. Faktor kerturunan yang menonjol adalah
a.
Ciri fisik biologis bentuk fisik, warna kulit, tipe rambut, bentuk atau raut muka,
postur tubuh.
b.
Ciri Psikologis hal-hal yang bersifat abstrak seperti
temperamen (perangai, sifat, watak) emosi (berhubungan dengan senang tidak
senang, sedih dan gembira), nafsu (keinginan kuat kearah suatu tujuan), dan
kemampuan belajar
3.
Faktor
lingkungan (Environment), ocia-ciri kepribadian dalam hal ketekunan,
ambisi, kejujuran dan kriminalitas merupakan hasil pengaruh dari lingkungan.
a.
Faktor lingkungan
fisik, lingkungan alam hanya ocial serangkaian pembatasan bagi kebudayaan
yang mungkin berkembang, dan kebudayaan itulah yang mempengaruhi kepribadian
seseorang. Misalnya tanah yang subur mampu mendukung kehidupan penduduk secara
baik. Kualitas hidup yang baik
mempengaruhi perilaku seseorang.
b.
Lingkungan
Sosial, ocial lingkungan ocial bersifat dinamis sehingga tidak bersifat
permanen dan akan terus mengalami perubahan.
i.
Unsur pengalaman kelompok.
Kelompok merupakan wahana seseorang mengalami perkembangan kepribadian
dan sarana langsung untuk menyalurkan kebudayaan kepada seseorang. Sejak lahir
seorang anak telah hidup dalam kelompok secara bertahap yaitu keluarga,
kelompok bermain/teman sebaya, teman sekolah, lingkungan kerja dsb.
ii.
Unsur kebudayaan
khusus. Setiap masyarakat
mengembangkan satu atau beberapa macam kepribadian dasar yang sesuai dengan
kebudayaanya. Aspek kebudayaan yang
berpengaruh pada perkembangan kepribadian adalah norma kebudayaan.
iii.
Unsur pengalaman
unik. Pengalaman hidup seseorang berbeda dengan pengalaman hidup orang lain
sehingga akan membentuk kepribadian seseorang berbeda dengan kepribadian orang
lain.
iv.
Unsur sejarah. Nilai-nilai
sejarah secara turun temurun akan dijadikan semangat dan pegangan dalam
bertindak.
4. Faktor kejiwaan, Faktor ini bersumber pada
proses interaksi dan sosialisasidengan masyarakat yang teridiri dari ;
a.
Motivasi, adalah
dorongan yang membuat seseorang melakukan tingkah laku tertentuMotivasi ada
yang berasal dari dalam diri seseorang (Intrinsik) dan yang berasal dari luar
atau dibangkitkan oleh orang lain (ekstrinsik)
b.
Need for
achievement (n ach), kebutuhan yang dimiliki setiap orang untuk
berpreastasi dalam lingkungan sosialnya.Keinginan untuk berprestasi memunculkan
kepribadian positif seperti tekun, pantang menyerah, optimis dsb.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
1.
Fase pertama,
fase awal ketika seseorang berumur 1-2 tahun dan mulai mengenal orang lain
serta norma-norma yang berlaku di lingkungan kecil. Anak mulai mempunyai
pandangan tentang dirinya sebagai suatu individu yang tersendiri dan secara
psikologis memiliki ego dan super ego.
2.
Fase kedua,
seorang anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada
di lingkungannya, termasuk struktur tata nilai maupun struktur budayanya. Anak
mulai menyadari bahwa pandangan orang lain tentang dirinya disertai dengan
beberapa penilaian.
3.
Fase ketiga,
Perkembangan kepribadian yang relative tetap yaitu dengan terbentuknya
perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat
abstrak. Fase ini disebut sebagai fase kedewasaan yang berlangsung antara usia
25-28 tahun.
INDIKATOR 4
Menjelaskan pengaruh kebudayaan terhadap
pembentukan kepribadian
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapatmenjelaaaskan pengaruh
kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian.
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DENGAN KEBUDAYAAN
Kerpibadian
seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam masyarakat
Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi. Sifat
kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan
kepribadian masyarakatnya. Saling
keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran
kehidupan (life cicle)
Menurut
Soerjono Soekanto (2001: 206) ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang secara
nyata dapatmempengaruhi bentuk kperibadian seorang individu.
1.
Budaya khusus atas dasar factor kedaerahan.
2. Budaya khusus masyarakat desa dan kota.
3.
Budaya khusus kelas social.
4.
Budaya khusus atas dasar agama
5.
Budaya khusus berdasarkan profesi.
SOAL EVALUASI
B.
Pilihlah jawaban yang paling benar!
1. Seorang individu belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu tindakan social yang
sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya, dinamakan proses………
a. Interaksi
b. Sosialisasi
c. Komunikasi
d. Normalisasi
e. Edukasi
2. Ani mempunyai temperamen
agresif dan pemarah dalah menghadapi segala persoalan. Kerpribadian Ani dipengaruhi oleh factor……..
a. Biologis
b. Sosiologis
c. Psikologis
d. Lingkungan
e. Fisik
3.
Film Kartun sering memuat adegan
kekerasan dan sadis. Dikhawatirkan adegan ssemacam itu mempengaruhi pola
perilaku anak menjadi…………..
a. Mudah berinteraksi
b. Memperluas cakrawala
pengetahuan
c. Bereksperimen
d. Agresif
e. Asusila
2.
Si Tono senang meniru gaya
kelompok ”Band Dewa”. Oleh
Herbert Mead perilaku tersebut termasuk pada tahapan ……..
a. Generalized Other
b. Game Stage
c. Preparatory stage
d. Play Stage
e. Game Station
5. Sejak
menjadi anggota polisi Arman selalu berjalan dengan tegap, berbicara dengan
tegas, disiplin waktu. Secara sosiologis kepribadian
Arman dipengaruhi oleh……….
a. Kebudayaan
b. Lingkungan kelas social
c. Pekerjaan
d. Perubahan zaman
e. Teman sebaya/peer group
6. Tuti dalam mengisi waktu
luangnya sering berbelanja ke luar negeri.
Secara sosiologis kepribadian tuti dipengaruhi oleh kebudayaan……..
a. Kedaerahan
b. Kelas social
c. Agama]
d. Profesi
e. Desa / kota
7. Tuti dalam mengisi waktu
luangnya sering berbelanja ke luar negeri.
Secara sosiologis kepribadian tuti dipengaruhi oleh kebudayaan……..
a. Kedaerahan
b. Kelas social
c. Agama]
d. Profesi
e. Desa / kota
8.
Si A tumbuh menjadi remaja yang selalu minder/tidak percaya diri dan mudah patah semangat karena dalam hidupnya
sering mengalami kegagalan. Kepribadian
Si A dipengaruhi oleh factor………….
a. Pembawaan
b. Lingkungan fisik
c. Kelompok
d. Kebudayaan khusus
e. Pengalaman unik.
9.
Setiap orang melihat dirinya sendiri seperti apa yang dilihat orang lain
terhadap dirinya. Perkembangan
kepribadian orang tersebut pada
fase………..
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
10.
Bu Rudi selalu membelikan segala keinginan anaknya apabila segala
perintahnya dipatuhi. Bu Rudi menerapkan
pola sosialisasi………
a. Repressive
b. Partisipasi
c. Preventif
d. Persuasive
e. Koersif
B. Jawablah
pertanyaan berikut ini !
1.
Tuliskan pengertian kepribadian!
2.
Sebutkan 2 bentuk sosialisasi!
Jelaskan masing-masing!
3.
Sebutkan 4 faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan kepribadian!
4.
Sebutkan 4 ciri sosialisasi partisipasif!
5.
Sebutkan 3 ciri kebudayaan atas dasar
kelas sosial!
BAB 4
PERILAKU
MENYIMPANG
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan
kepribadian.
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap
– sikap anti sosial
Alokasi Waktu : 6 X45’
INDIKATOR
PENCAPAIAN 1
Menjelaskan
pengertian perilaku menyimpang.
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa
dapat menjelaaskan pengertian perilaku menyimpang menurut beberapa ahli
sosiologi
A. PENGERTIAN
PERILAKU MENYIMPANG
1. Menurut Robert
M Z Lawang, penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari
norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan suatu usaha
dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku oyang mrnyimpang atau abnormal.
2. James van der
zanden, berpendapat penyimpangan merupakan perilaku oyang oleh
sejumlah besar orang dianggap sebagai
hal yang tercela dan di luiar batas toleransi.
3. Kartini Kartono,
berpendapat bahwa penyimpangan merupakan tingkah laku yang menyimpang dari
tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-ratadari rakyat kebanyakan.
IINDIKATOR PENCAPAIAN 2
Mendiskripsikan bentuk-bentuk perilaku menyimpang
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1. Siswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk
perilaku menyimpang
B. BENTUK-BENTUK
PERILAKU MENYIMPANG
1. Penyimpangan
Primer
Ciri-cirinya :
a. Bersifat
sementara / temporer
b. Gaya
hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat
mentolerir / menerima
Contohnya pegawai negeri yang
membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta, siswa yang membolos atau
menyonteksaat ujian, memalsukan pembukuan, mengurangi besarnya pajak
pendapatan, dan pelanggaran lalu lintas.
2. Penyimpangan Sekunder
Ciri-cirinya :
1. Bersifat
cenderung permanen / tetap
2. Gaya
hidupnya di dominasi oleh perilaku menyimpang
3. Masyarakat
tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.
Contohnya pembunuhan, perjudian,
perampokan dan pemerkosaan.
3. Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah
penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu dengan melakukan
tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
4. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah
penyimpangan yang dilakukan seca\ra berkelompok dengan melakukan
tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi
dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya genk kejahatan atau mafia.
5. Penyimpangan sistematik
Penyimpangan sistematik adalah suatu
sisstem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal,
peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral tertentu yang semuanya
berbeda dengan situasi umum. Segala
pikiran dan perbuatan yang menyimpang itu dibenarkan oleh semua anggota
kelompok.
IINDIKATOR PENCAPAIAN 3
Mendiskripsikan sifat-sifat perilaku menyimpang
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapat
menjelaskan sifat-sifat perilaku menyimpang
1. Penyimpangan
Positif
Penyimpangan positif adalah
penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandungundur inovatif,
kreatif, dan memperkayaalternatif. Jadi
penyimpangan positif merupakan penyimpanganyang terarah pada nilai-nilai sosial
yang didambakan, meskipun cara yang dilakukan tampaknya menyipang dari norma
yang berlaku. Contoh seseorang ibu rumah
tangga dengan terpaksa harus menjadi sopir taksi karena desakan ekonomi.
2. Penyimpangan Negatif
Penyimpangan negatif adalah
penyimpangan yang cenderung bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang
rendah dan berakibat buruk. Dalam
Penyimpangan negatif, tidakan yang dilakukan akan dicela oleh masyarakat dan
pelakunya tidak dapat ditolerir oleh masyarakat.
INDIKATOR PENCAPAIAN 4
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapat menemukan faktor-faktor penyebab perilaku
menyimpang berdasarkan teor-teoripenyimpangan sosial
C. TEORI-TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL
1. Teori
Differential Assosiation (Edwin H Sutherland),
berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih
budaya. Contoh proses menghisap ganja
dan homo seksual.
2. Teori Labelling
(Edwin M. Lemerd), berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan
penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat telah diberikan
cap sebagai penyimpang maka orang tersebut terdorong untuk melakukan
penyimpangan sekunder (tahap lanjut) dengan alasan ”kepalang tanggung”. Contohnya seorang yang pernah sekali mencuri
dengan alasan kebutuhan, tetapi kemudian oleh masyarakat dijuluki pencuri, maka
ia akan terdorong menjadi bahkan dapat menjadi perampok.
3. Teori Merton (
Robert King Merton), mengidentifikasi lima macam adaptasi :
a. Konformitas, yaitu perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan
masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut atau cara konvensional.
b. Inovaasi, yaitu
perilaku mengukuti tujuan yang ditentukan oleh masyrakat, tetapi memakai cara
yang dilarang oleh masyarakat.
c. Ritualisme, yaitu
perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang
pada car-cara yang telah digariskan oleh masyarakat. Ritual (upacara) masih diselenggarakan,
tetapi maknanya sudah hilang.
d. Retretisme, yaitu perilaku yang meninggalkan, baik tujuan
konvensioanl maupun cara pencpaianyya. Contoh pecandu obat bius, pemabuk,
gelandangan, dan orang gagal lainnya.
e. Rebellion, yaitu
penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yan g disertai dengan
upaya unutk melembagakan tujuan dan cara baru.
Contoh reformator agama.
INDIKATOR
PENCAPAIAN 5
Mengidentifikasikan
terjadinya perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapat
menemukan perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna
D. PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG
SEBAGAI HASIL PROSES SOSIALISASI YANG TIDAK SEMPURNA
1. Proses sosialisasi dianggap tida
berhasil jika individu tidak mampu
mendalami norma-norma masyarakat agar menjadi bagian dari dirinya. Orang –irang yang demikian tidak memilki
perasaan bersalah atau menyesal setelah melakukan pelanggaran hukum.
2. Perilaku menyimpang dapat pula merupakan
produk sosialisasi, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Produk sosialisai yang tidak disengaja misalnya,
anak-anak kemungkinan tidak belajar kejahatan dari orang tua atau guru sesrta
orang dewasa lainya, tetapi dapat belajar melalui acara televisi, bioskop atau
membaca buku. Anak-anak juga mengamati
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
orang-orang dewasa dan mungkin menirunya.
Produk sosialisasi yang disengaja misalnya, adanya
kelpompok sosial yang menyimpang seperti geng penjahat atau geng anak-anak
nakal yang dengan sengaja mempengaruhi para remaja untuk tidak mematuhi
norma-norma masyarakat.
3. Proses sosialisasi yang tidak sempurna dapat
juga timbul karena cacat bawaan, kurang gizi, gangguan mental ata;upun
goncangan jiwa. Contohnya seseorang oyang selalu menderita ketakutan
atau kekecewaan maka setiap perilakunya akan mengalami kebimbangan. Kebimbangan atau keragu-raguan itu menjurus
pada perbuatan-perbuatan yang selalu keliru (salah langkah) sehingga
menimbulkan ejekan dari orang lain.
Karena cemoohan orang sekitarnya maka timbullah kecenderungan
mengasingkan diri dari pergaulan.
Pengasingan diri mengakibatkan kurangnya pergaulan sehingga timbul
proses sosialisasi yang tidak sempurna dalam menyerap nilai/norma yang berlaku
dalam masyarkat akhirnya timbullah perilaku menyimpang.
E. FAKTOR PENYEBAB
PERILAKU MENYIMPANG
1. Menganut Nilai-nilai Sub budaya Menyimpang
Di
dalam masyarakat terdapat bagian-bagian (sub-sub) atau kelompok-kelompok orang.
Setiap kelompok memiliki ciri kebudayaan sendiri, namun merupakan bagian dari
keseluruhan masyarakat itu. Inilah
yang dimaksud sub kebudayaan. Misalnya seklompok masyrakat yang hidup di
dunia pelacuran, perjudian, dan berbagai
kehidupan malam tidak sehat lainnya.
Penyimpangan
perilaku bersumber dari pergaulan dengan kelompok/orang yang menerapkan
ni;lai-dan norma yang berbeda. Nilai dan
norma yang berbeda dipelajari melalui proses alih budaya yang berbeda.
2. Pengaruh lingkungan dan Media Massa
Lingkungan kerja dan teman
sepermainan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
Demikian juga dengan penggambaran
peristiwa, berita, dan tayangan-tayangan yang menampilkan perilaku menyimpang
sangat berpotensi untuk ditiru oleh masyarakat.
Hal ini karena mayoritas masyarakat kita belum terbiasa
menyeleksi atau menganalisis secara kritis terhadap berbagai informasi yang
datang.
3. Ikatan
Sosial yang Menyimpang
Ikatan sosial dapat berupa teman
bergaul, kelompok atau organisasi yang dia ikuti. Seseorang terikat secara sosial dan secara
emosional dengan orang lain atau kelompok yang diikuti. Misalnya seorang anak dari keluarga baik-baik
tetapi bergaul dengan sekelompok anak nakal.
Apabila kelompoknya berkelahi maka ia ikut berkelahi untuk menunjukkan
solidaritas kelompok.
4. Sikap
mental yang tidak sehat
Sikap itu ditunjukan dengan merasa
tidak bersalah atau menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang. Contoh menjadi pelacur.
5. Ketidaksanggupan
menyerap norma
Ketidaksanggupan ini disebabkan
karena individu menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalankan
peranannya sesuai dengan perilaku yang diharapakan masyarakat.
6. Kegagalan
dalam proses sosialisai
Proses sosialisasi bisa dianggap
tidak berhasil jika individu tersebut tidak berhasil dalam mendalami
norma-norma masyarakat dalam diri anggota keluarga.
7. Ketidakharmonisan
dalam keluarga
Orang tua yang sering
bertengkar/mempunyai masalah, ayah / ibu mempunyai masalah dengan anaknya, atau
sesama anak memiliki masalah menyebabkan ketidaknyamanan di dalam
keluarga. Kondisi broken home mendorong
mereka untuk mencari pelarian di luar rumah.
8. Pelampiasan
rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan
apabila tidak dapat mengalihkan ke hal yang positif , amak ia akan berusaha
mencari pelarian untuk memuaskan rasa
kecewanya. Contohnya bunuh diri.
9. Dorongan
kebutuhan ekonomi
Perilaku
menyimpang juga terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi. Sulitnya mencari pekerjaan yang halal
sedangkan kebutuhan pokok seperti makan tidak dapat ditunda lebih lama maka
mendorong seseorang untuk berperilaku menyimpang.
10. Keinginan
untuk dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang
karena keinginan untuk mendapat pujian, Seperti
memiliki banyak uang, selalu berpakaian mahal dan perhiasan yang mewah,
atau gaya hidup yang meah. Agar
keinginan ini terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang seperti korupsi,
menjual diri, merampok dll.
11. Proses
Belajar Menyimpang
Hal; ini terajadi melalui interaksi
sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya seoarang anak yang bergaul dengan
teman-temannya yang menggunakan obat-obatan.
12. Adanya
Ikatan Sosial yang berlaianan
Seorang individu cenderung
mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang dihargai, dan akan lebih
senang bergaul dsengan kelompok itu dari pada dengan kelompok lain. Seseoaranga kan memperoleh pola-pola sikap
dan perilaku kelompoknya.
INDIKATOR PENCAPAIAN 6
Mengidentifikasi media pembentukan
perilaku menyimpang
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapat
menemukan media pembentukan perilaku menyimpang
2.
Siswa dapat
menjelaskan media pembentukan perilaku menyimpang
F. MEDIA
PEMBENTUKAN PERILAKU MENYIMPANG
1. Keluarga
Kepribadian
anak akan terbentuk dengan baik bila terlahir dalam lingkungan keluarga yang
baik dan sebaliknya. Keluarga merupakan faktor penentu bagi perkembangan atau
pembentukan kepribadian seorang anak selanjutnya. Keluarga berfungsi
mensosialisasikan nilai-nilai yang baik dalam diri anak-anak. Kepribadian anak akan terbentuk dengan baik
apabila ia terlahir dari lingkungan keluarga yang baik. Kepribadian
anak akan cenderung negatif apabila terlahir dari keluarga yang kacau yang
dibebani berbagai macam permasalahan keluarga seperti orang tua yang sering
cekcok, kehilangan perang orang tua untuk membimbing dan mendidik karena orang
tua yang kecanduan minuman keras atau obat bius, pengangguran, bahkan terlibat
dalam tindakan kriminalitas serta kemiskinan yang mencekik dan sebagainya. Keluarga semacam ini gagal mensosialisasikan
nilai-nilai baik dalam diri anak-anaknya.
2. Lingkungan
Tempat Tinggal
Seorang
individu yang tinggal dalam lingkungan yang baik, para anggotanya taat
beribadah , dan melaki\ukan perbuatan-perbuatan yang baik, dann positif akan
mempengaruhi kepribadiannya menjadi
baik. Sebaliknya bila seorang individu
hidup dan tinggal dalam lingkungan yang buruk, warga masyarakatnya suka
melakukan tindakan kriminalitas seperti perampokan, pencurian,suka menggunakan
obat bius dan mengedarkan narkob, cenderung akan membentuk kepribadian yang
buruk atau menyimpang.
3. Kelompok Bermain
Adakalanya
seorang individu memiliki kelompok bermain atau pergaulan diluar lingkungan
tempat tinggalnya misalnya di lingkungan sekolah atau luar lingkungan
sekolah. Jika indnividu memiliki
kelompok bermain yang positif, suka belajar \, dan melakukan perbuatan yang
baik maka perilakunya cenderung positif.
Sebaliknya apabila seorang individu mempunyai kelompok bermain yang
negatif maka pola perilakunya cenderpung negatif / menyimpang.
4. Media Massa
Media
massa baik cetak maupun elektronik dapat memicu maraknya perilaku
menyimpang. Misalnya tayangan-tayangan
yang berbau pornografi, porno aksi, dan kekerasan.
INDIKATOR
PENCAPAIAN 7
Mengklasifikasi jenis-jenis perilaku menyimpang
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis perilaku menyimpang.
2.
Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis perilaku menyimpang.
G. JENIS-JENIS PERILAKU
MENYIMPANG
1. Tindakan kriminal dan
Kejahatan
Semua
bentuk pelanggaran norma hukum adalah tindakan kriminal (kejahata). Tidakan ini merugikan orang lain baik secara
pidana maupn perdata.
a. Ada tindakan yang bersifat terang –terangan
seperti pencopetan, penjmbretan, pencurian, penodongan, dan perampokan. Kejahatan jenis ini tergolong kelas teri
(kecil-kecilan) dan pelakunnya biasanya terdorong karena kesulitan
ekonomi. Misalnya orang oyang kehabisan
bahan makanan dan tidak mempunyai pekerjaan, kemudia mencuri agar bisa
makan. Kejahatan- kejahatan kecil dengan
latar belakang kesulitan hidup ini disebut dengan kejahatan kerah biru (blue
collar crime).
b. Ada pula kejahatan yang dilakukan oleh orang
–orang yang sebenarnya hidup kecukupan, bahkan kaya raya. Sifat kejahatan mereka halus namun lebih
merugikan. Pada umumnya dilakukan oleh
para pejabat, pengusaha, atau kaum profesional lain. Bentuknya berupa korupsi, kolusi, manipulasi,
nepotisme, kroniisme, dan subversi.
Kejahatan ini disebut kejahatan kerah putih (white collar crime).
Semua bentuk
kejahatan bermula dari tidak terjadinya penyesuaian (konformitas) secara
sempurna berbagai elemen masyarakat yang menimbulkan kepincangan sosial,
tekanan mental, dan kebensian. Perubahan
yang sangat cepat juga membuat warga tidak mampu menyesuaikan diri, yang
menimbulkan terjadinya kriminalitas.
2. Penyimpangan perilaku seksual.
a. Hubungan seksual
sebelum menikah.
Dalam
lingkungan masyarakat yang bernorma, hubungan seksual sebelum nikah atau di
luar nikah tidak dapat dibenarkan, khususnya norma agama, sosial maupun
moral. Contohnya pelacuran, kumpul kebo,
dan perkosaan.
b. Penyimpangan seksual, merupakan akstivitas
seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual tidak
sewajarnya.
Bentuk-bentuk
penyimpangan seksual antara lain :
1) Homoseksual,
yaitu perilaku seksual yang cenderung tertarik pada jenis kelamin yang sama
atau sejenis (laki-laki dengan laki-laki).
Sedangkan lesbian adalah perilaku seksual wanita yang cenderung tertarik
sesama wanita.
2). Transeksual,
yaitu perilaku seseorang yang cenderung mengubah karakteristik seksualnya. Hal
tersebut menyangkut konflik batiniah mengenai identitas yang bertentangan
dengan identitas sosial. Contoh
laki-laki yang ingi menyerupai perempuan, dan sebaliknya. Biasanya perilaku seksual ini lebih
disebabkan oleh pengaruh lingkungan sosial.
3). Sadomasokisme,
yaitu perilaku sadisme untuk kepuasan seksual yang diperoleh bila mereka
melakukan hubungan seksual dengan terlebih dahulu menyakiti atau menyiksa
pasangannya. Sedangkan masokiosme
merupakan kebhalikannnya oyaitu seseorang dengan sengaja membiarkan dirinoya
disakiti atau disiksa untuk memperoleh kepuasan seksual.
4). Ekshibisme,
yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara
memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain sesuai dengan
kehendaknya. Bila korban terkejut, jijik
atau menjerit ketakutan, maka uia akan semakin terangsang. Kondisi tersebuit sering terjadi pada pria.
5). Voyeurisme,
yaitu perilaku seksual yang memperoleh kepuasan seksual dengan cara mengintip
atau melihat orang lain yang sedang telanjang, mandi bahkan melakukan hubungan
seksual. Setelah mengintip, ia melakukan
tindakan lebih lanjut dari yang diintipnya.
6). Fetishisme,
yaitu perilaku seksual yang disalurkan melalui masturbasi dengan BH, celana
dalam, kaos kaki atau benda lain yang dapat meningkatkan hasrat atau dorongan
seksualnya. Namun, ada juga yang meminta
pasangannya untuk mengenakan benda-benda favoritnya, kemudian melakukan hubungan seksual yang
sebenarnya dengan pasangan tersebut.
3. Kenakalan Anak (Juvenille
Deklinquency)
Kenakalan anak dapat menimbulkan gap generation
sebab anak yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir ke arah
perilaku yang negatif. Kenakalan
atau delinquency menurut Prof.DR. Fuad Hasan adalah perbuatan anti sosial
yang dilakukan oleh anak/remaja, yang bila dilakukan oleh orang dewasa
dikategorikan sebagai tindak kejahatan.
Pendapat lain mengatakan perbuatan deliquency adalah semua perbuatan
penyelewengan norma-norma kelompok tertentu yang menimbulkan keonaran dalam
masyarakat yang dilakukan oleh anak muda.
Untuk menentukan kenakalan anak ternyata
bellum ada batas yang tegas di berbaghai negara. Contoh
1. Di
Inggris batas usia yang digunakan 8 tahun ke bawah.
2. Di
Amerika 16 tahun sampai dengan 18 tahun.
3. Di
Indonesia menurut KUHP pasal 45-47 menyebuktkan belum dewasa, umurnya belum 16
tahun.
4. Secara
psikologis batas usia kenakalan anak lebih condong pada usia perbatasan
(14-18tahun). Perbuatan-perbuatan
kenakalan remaja dapat berupa [engrusakan tempat atau fasilitas umum,
penggunaan obat-obat terlarang, pencurian, perkelahian, atau tawuran dan
sebagainya.
Secara fenomenologis, gejala kenakalan
remaja tampak dalam masa pubertas. Pada
massa tersebut jiwanya masih dalam keadaan labil sehingga mudah terpengaruh
oleh lingkungan pergaulan yang negatif.
Penyebab kenakalan anak
tersebuit antara lain :
1. Lingkungan keluarga yang tidak harmonis (broken home)
2. Situasi
yang menjemukan dan membosankan.
3. Lingkungan masyarakat
yang tidak menentu bagi prospe kehifupan masa mendatang, seperti lingkungan
kumuh dan penuh kejahatan.
4. Penyalahgunaan NAZA /
Narkoba
NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adictif)
dan Narkoba (Narkotika dan Obat-obat terlarang) adalah dua istilah yang
sama. Zat adictif meliputi semua
obat-obatan yang dapat menimbulkan efek ketergantungan. Narkotika adalah zat-zat kimia yang digunakan
dalam kedokteran utnuk membius pasien.
Narkotika yang tidak digunakan sebagaimana mestinya atau secra berlebih-lebihan
dapat merusak organ-organ tubuh sehingga tidak berfungsi sempurna. Bahkan
susunan saraf yang berfungsi sebagai pengendali daya pikir ikut rusak. Akibatnya, fikiran menjadi tidak rasional dan
sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sehingga perilaku yang
ditampilkan cenderung bertentangan dengan nilai dan norma kesusilaan.
Penggunaan NAZA untuk tujuan semestinya
bukan masalah tetapi penggunaan di luar tujuan itu merupakan bentuk penyimpangan. Penyebab maraknya penyimpangan antara lain ;
a. Ekspresi
keberanian diri remaja.
b. Tindakan
protes
c. Pelarian
dari beban hidup
d. Kesetiakawanan
e. Coba-coba
Alkohol dapat disebut dengan racun
protoplasmik yang memilki efek depresan pada sistem syaraf seingga orang yang
mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan akan kehilangan kemmampupan
untuk mengendalikan diri, baik secara fisik psikologis maupun sosial. Hal inilah yang menyebabkan seorang pemabuk
sering melakukan keonaran atau keributan, bahkan perkelahian hingga pembunuhan
karena tidak dapat berfikir secaranorma akibat pengaruh alkohol.
5. Sadisme
terhadap anak
Berdasarkan teori psikologi sosial
seseorang mampu melakukan tidakan kekerasan kekerasan dan sadosme karena merasa
frustasi dan kecewa yang dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya faktor
ekonomi. Sadisme terhadap anak merupakan
bentuk perilaku menyimpang, karena tidak sesuai dengan norma-norma, baik norma
agama, sosial, maupun hukum. Sebuah
keluarga seharusnoya menjadi tempat berlindung dan mencari kasih sayang tetapi
justru malah menjadi neraka yang menakutkan.
Menurut Aan Prayogo di negara-negara
berkembang lebih banyak penganiayaan fisik dan penelantaran anak, sedangkan di
negara-negara maju lebih banyak penganiayaan sseksual dan emosional.
Bentuk-bentuk penganiayaan emosional yaitu
:
a. Rejecting, yaitu orang
tua menunjukkan perilaku menolak anak-anak yang tidak diharapkan, meninggalkan
anak, memanggil nama anak dengan sebutan yang tidak berharg, tidak berbicara
pada anak, dan bahkan mengkambinghitamkan anak sebagai penyebab masalah
keluarga.
b. Ignoring, yaitu orang tua
yang tidak menunjukkan kedekatannya pada anak, dan tidak menyukai anak-anak
atau orang tua hanya secara fisik saja bersama anak-anaknya.
c. Terorizing, yaitu orang
tua oyang mengkritik secara tidak proporsional, menhhukum, mengolok-olok, dan
mengharapkan anak memiliki kemampuan seperti oyang diinginkan orng tua.
d. Isolating, yaitu
orang tua yang tidak menginginkan anaknya beraktivitas secara proporsional
bersama rekan-rekan sebayanya.
e. Corrupting, yaitu orang
tua mengajarkan yang salah (melanggar norma) pada anaknya. Sebagian besar pelaku penganiayaaan terhadap
anak adalah orang yang sangat dipercaya dan berpengaruh terhadap anak.
SOAL EVALUASI
Jawablah dengan
tepat!
1.
Seseorang mencari ijazah, salah satu tujuannya untuk mencari pekerjaan.
Namun ternyata Ijazahnya palsu. Perilaku menyimpang ini oleh Robert King Merton
dinamakan………….
a.
Komformitas
b.
Inovasi
c.
Ritualisme
d.
Retreatisme
e.
Rebellion
2.
Seseorang yang menderita ketakutan atau kekecewaanmaka setiap
perilakunyam selalu mengalami kebimbangan.
Kebimbangan atau keraguan itu menjurus pada perbuatan-perbuatan yang
keliru sehingga menimbulkan ejekan dari orang lain. Oleh karena itu timbul
kecenderungan pengasingan diri sehingga tidak mampu menyerap nilai dan norma
masyarakat. Dan terjadilah perilaku
menyimpang yang merupakan hasil dari…
a.
Sosialisasi yang tidak sempurna
b.
Kegagalan sosialisasi
c.
Sikap mental yang tidak sehat
d.
Proses belajar men7yimpang
e.
Pengaruh lingkungan
Seorang
suami yang terpaksa mencuri karena melihat anak istrinya kelaparan. Bentuk penyimpangan tersebut adalah………
Kelompok
Primer
Sekunder
Situasional
sistematik
4.
Seorang PSK yang tidak merasa bersalah dan bahkan merasa senang /
menikmati pekerjaanya walaupun telah melanggar nilai dan norma. Perilaku
menyimpang tersebut disebabkan karena………….
a.
keinginan untuk dipuji
b.
sikap mental yang tidak sehat
c.
pelampiasan rasa kecewa
d.
ketidakharmonisan dalam keluarga
e.
proses belajar menyimpang
5. Gejala
kenakalan remaja disebabkan oleh berikut ini, kecuali … .
a. masyarakat
yang penuh dengan korupsi
b. lingkungan
keluarga yang harmonis
c. situasi
sosial yang tidak menentu.
d. keadaan
lingkungan yang membosankan
e. kesenjangan
yang mencolok antara kaya dengan miskin
6. Perbuatan anti social yang yang dilakukan oleh anak
atau remaja dinamakan………
a.
Kejahatan
b.
Kriminalitas
c.
Penyimpangan
d.
Delinquency
e.
Rebellion
7.
Seorang wanita menjadi sopir truk trailer belum lazim pada masyarakat
kita/dianngap melakukan perbuatan menyimpang.
Penyimpangan tersebut bersifat…..
a.
Individu
b.
Primeer
c.
Sekunder
d.
Positif
e.
Negatif
8.
Perilaku seksual yang cenderung tertarik dengan sesame laki-laki
dinamakan… .
a.
lesbian
b.
homoseksual
c.
ekshibisme
d.
voyeurisme
e.
fetihisme
9.
Orang tua yang tidak menunjukkan kedekatan dengan anaknya dan tidak
menyukai anak-anak merupakan bentuk penganiayaan emosional yang dinamakan… .
a.
rejecting
b.
ignoring
c.
terrorizing
d.
isolating
e.
corrupting
10. Seorang anak berperilaku
menyimpang yang disebabkan karena kurang
mendapat kasih saying orang tuanya
merupakan tinjauan dari sudut… .
a.
biologis
b.
sosiologis
c.
histories
d.
psikologis
e.
ekonomis
A. Jawablah pertanyaan berikut ini!
1.
Sebutkan 3 proses pembentukan perilaku menyimpang sebagai hasil dari
proses sosialisasi yang tidak sempurna!
2. Sebutkan
lima macam perilaku menyimpang!
3. Sebutkan
5 media pembentukan perilaku menyimpang!
4. Jelaskan
yang dimaksud dengan penyimpangan sistematik!
BAB VI
PENGENDALIAN SOSIAL
II. STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
Standar Kompetensi : Menerapkan
nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian.
Kompetensi Dasar : Menerapkan
aturan-aturan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
Alokasi waktu : 6
X 45’
INDIKATOR 1
Mengidentifikasi Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
1.
Siswa
dapat menemukan jenis-jenis lembaga pengendalian sosial.
2.
Siswa
dapat menjelaskan jenis-jenis lembaga pengendalian sosial.
A. PENGERTIAN
PENGENDALIAN SOSIAL
a. Berger
: pengendalian sosial adalah cara yang
digunakan untuk menertibkan anggota masyarakat yang membangkang.
b. Roucek
: pengendalian sosial adalah proses terencana maupun tidak tempat individu
diajarkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan
nilai hidup kelompok.
Tujuan
pengendalian sosial adalah :
a. agar masyarakat mau mematuhi norma-norma
sosial yang berlaku, baik dengan kesadaran sendiri mapun dengan paksaan.
b. agar dapat mewujudkan keserasian dan
ketentraman dalam masyrakat.
c. bagi orang yang melakukan penyimpangan
diusahakan agar kembali mematuhi norma-norma yang berlaku.
B. JENIS-JENIS LEMBAGA PENGENDALIAN SOSIAL
Jenis-jenis
pengendalian sosial terbagi menjadi 5 macam yang sangat mendasar, antara lain :
a. Lembaga
Kepolisian : merupakan lembaga
formal yang sejak awal dibentuk dalam rangka mengawasi semua bentuk
penyimpangan terhadap hukum yang berlaku
.
Polisi
adalah personil yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Tugas polisi adalah
-
Pelindung terhadap ketertiban masyarakat.
-
Menangkap pelaku-pelaku pelanggar hukum.
-
Melakukan tindak lanjut terhadap penyelesaian suatu
pelanggaran hukum untuk disampaikan
kepada pihak kejaksaan.
Beberapa
oknum penegak hukum t elah melakukan penyimpangan terhdap tugasnya akibatnya
adalah rusaknya sistem dalam pengendalian sosial.
b. Lembaga Kejaksaan : merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai
penuntut umum, yaitu pihak yang mengajukan tuntutan terhadap mereka yang
melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.
Pekerjaan lembaga kejaksaan merupakan
tindak lanjut dari lembaga kepolisisan
yang menangkap dan menyidik pelaku-pelaku pelanggaran untuk menuntut bentuk
pelanggarannya dalam rangka menciptakan keadilan masyarakat.
c. Lembaga Pengadilan merupakan lembaga formal dan menjadi lembaga pengayoman sekaligus memperoleh rasa
keadilan dalam masyarakat.
Tugas lembaga
pengadilan adalah :
- memeriksa kembali hasil penyidikan dari
kepolisisan
- menindaklanjuti tuntutan dari jaksa
terhadap suatu kasus pelanggaran.
- mempersidangkan setiap kasus pelanggaran terhadap norma-norma hukum, baik
perdata maupun pidana sesuai dengan hukum masing-masing.
Bentuk
sanksi yang dijatuhkan lembaga pengadilan adalah
-
denda
-
hukuman kurungan sementara
-
hukuman kurungan seumur hidup
-
hukuman mati
Sanksi
dijatuhkan berdasarkan penelitian dalam persidangan secara komprehensif menurut
kadar kesalahan yang dilakukan oleh si Pelanggar.
d. Lembaga
Adat merupakan lembaga nonformal
yang menangani pelanggaran terhadap norma-norma adat, mempengaruhi dan
mengatur tata kelakuan warga masyarakat.
Misalnya pelanggaran terhadap :
-
adat perkawinan
-
adat kekerabatan adat pembagian warisan
-
adat-adat ritual
-
tradisi-tradisi khusus yang dipertahankan oleh
masing-masing anggota masyarakat.
Lembaga-lembaga
adat terdiri dari
-
tokoh-tokoh adat
-
orang-orang tua
-
pemuka masyarakat
Pemimpin-pemimpin
adat disebut pemimpin nonformal karena keberadaan mereka buka berdasaarkan
otoritas yang diberikan oleh penguasa negara, melainkan otoritasnya diberikan
langsung oleh masyarakat yang dipimpinnya melalui kriteria-kriteria tertentu
yang telah ditetapkan.
e. Tokoh-tokoh
Masyarakat merupakan pengendalian sosial nonformal yang dilakukan oleh para
pemuka masyarakat yang mempunyai pengaruh ataupun kharisma untuk mengatur
berbagai kegiatan masyarakat.
Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan panutan sekaligus pengendali yang
dipatuhi oleh warga masyarakat lain.
Dengan demikian sistem ketertiban yang ada di dalam masyarakat tersebut
sangat ditentukan oleh peranan tokoh-tokoh masyarakat.
Berbagai
pengendalian sosial telah dilakukan namun penyimpangan perilaku tetap ada. Menurut Bruce Cohen hal itu bisa terjadi
karena faktor berikut :
a. Adanya perubahan norma dari suatu periode ke
periode waktu yang lain.
b. Tidak ada norma yang bersifat mutlak yang bisa digunakan untuk menentukan benar
tidaknya kelakuan seseorang.
c. Individu yang tidak mematuhi norma sosial
disebabkan karena mereka mengamati orang-orang lain yang tidak mematuhi, atau
karena mereka tidak pernah dididik untuk mematuhinya.
d. Adanya individu yang belum mendalami norma
sosial.
e. Adanya individu-individu yang kurang yakin
akan kebenaran atau kebaikan suatu norma sosial.
f. Terjadi konflik pperan dalam diri individu
karena ia menjalankan beberapa peran yang menghendaki corak yang berbeda.
Namun demikian
pengendalian sosial harus tetap berlanjut untuk meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan di dalam masyarakat.
Pernahkan menjumpai
suatu masyrakat yang semua anggotanya patuh terhadap norma?
IINDIKATOR
2
Mendiskripsikan
berbagai sifat dan cara pengendalian sosial
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
Siswa
dapat mendiskripsikan berbagai sifat dan cara pengendalian sosial
C. SIFAT-SIFAT PENGENDALIAN SOSIAL
a. Pengendalian
Sosial Preventif : usaha dilakukan sebelum terjadi pelanggaran.
Tujuannya
adalah mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
Contoh memberikan nasihat kepada anak.
b. Pengendalian
Sosial Represif : dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran dan supaya
keadaan pulih seperti sedia kala.
Contohnya orang yang melanggar peraturan lalu lintas ditilang dan
dipersidangan dikenai denda.
c. Pengendalian
Sosial Gabungan : merupakan gabungan dari pengendalian represif dan
prefentif. Tujuannya untuk mencegah
terjadinya penyimpangan (preventif) sekaligus memulihkan kembali keadaan semula
jika telah terjadi penyimpanga (represif) sehingga perilaku menyimpang tidak
sempat merugikan pelaku yang bersangkutan maupun orang lain.
Misalnya,
diberlakukan piket-piket di sekolah yang dimaksudkan untuk mengawasi dan
mencegah siswa agar tidak bolos pada jam sekolah (preventif). Meskipun pengawasan tersebut dilakukan tetap
saja terdapat siswa yang membolos. Maka
tindakan represif dapat dilakukan untuk mengembalikan penyimpangan itu ke
keadaan normal dengan cara mengenakan sanksi atau hukuman kepada siswa
trersebut sesuai dengan perat uran yang berlaku.
d. Pengendalian
Persuasif : dilakukan melalui pendekatan dengan mengajak atau membimbing
agar masyarakat mematuhi norma-norma yang ada, tanpa ada kekerasan (dengan cara
sosialisasi). Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara :
- Lisan, yaitu dilakukan dengan mengajak
orang mentaati aturan dengan berbicara langsung dengan bahasa lisan
(verbal). Contoh penyuluhan dari pihak
kepolisian tentang bahaya narkoba.
- Simbolik, yaitu dapat dilakukan melalui
spanduk, tulisan, dan iklan layanan masyarakat. Contoh spanduk-spanduk yang
mengajak masyarakt untuk menjauhi kekerasan serta menjaga persatuan dan
kesatuan.
e. Pengendalian
Sosial Koersif : bersifat memaksa atau menekankan pada tindakan yang
menggunakan kekuatan fisik agar anggota masyarakat berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Upaya ini dilakukan setelah cara persuasif tidak berhasil.
Contohnya
Gerobak pedagang kaki lima yang terpaksa diangkut oleh trantib karena telah
melanggar Perda dan telah diperingatkan berkali-kali.
D. CARA-CARA PENGENDALIAN SOSIAL
a. Cemoohan
: jika ada warga masyarakat yang
melanggar nilai dan norma yang berlaku maka dicemooh agar tidak melakukan
perbuatan itu lagi, dan diharapkan anggota masyarakat lain mengetahui jika
perbuatan tersebut melanggar nilai dan norma yang berlaku di dalam amsyarakat.
b. Teguran
: dapat berupa peringatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Pendidikan
: proses yang diawali sejak lahir, berlangsung spanjang hidup, dan merupakan
pengendalian yang efektif. Jika
pengendalian sosial mel;alui pendidikan ini efektif maka bentuk-bentuk
pengendalian yang lain hanya sebagai pendukung,
d. Agama
: Setiap pemeluk agama yang taat akan mengakui kebenaran ajaran agamanya dan
mejadikan ajaran agamanya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Jika melanggar ajaran agamanya ia akan merasa
berdosa, dan akan berusaha bertobat.
e. Gosip
atau desas desus : berita yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan
kernyataan. Biasanya terjadi apabila
terjadi kritik sosial secara terbuka, tetapi tidak dapat dilontarkan. Dengan gosip tersebut individu yang
berperilaku menyimpang akan merasa malu dan bersalah sehingga akan berhati-hati
dalam bertindak.
f. Ostrasisme
(pengucilan) : Seorang anggota masyarakat walaupun diperbolehkan
bekerjasama dalam kelompopk masyarakat tetapi dia tidak
diajakberkomunikasi. Tujuannya agar
anggota masyarakat yang bersangkutan atau anggota masyrakaty yang lainnya tidak
melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma yang berlaku.
g. Fraundulens
: pengendalian sosial dengan jalan minta bantuan kepada pihak lainyang dianggap
dapat mengatasi masalah.
h. Intimidasi
: dilkukan dengan cara menekan, memaksa, mengancam, atau manakut-nakuti.
i. Hukum,
setiap masyrakat mengembangkan sistem penghargaan dan hukuman (sanksi) agar
merangsang para anggotanya untuk
menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial yang berlaku.
- Sanski
positif dihubungkan dengan penghargaan-penghargaan yang diberikan kepada
seseorang yang dapat menyesuaikan diri.
- Sanksi
negatif berupa hukuman-hukuman yang mungkin diterapkan apabila seseorang
tidak berhasil menyesuaikan diri.
INDIKATOR 3
Mendiskripsikan akibat tidak berfungsinya lembaga sosial
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat mendiskripsikan akibat tidak berfungsinya
lembaga sosial
E. AKIBAT TIDAK BERFUNGSINYA LEMBAGA
PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian
sosial dapat dilakukan secara :
-
Internal :
pengendalian sosial yang dilakukan oleh komponen masyarakat itu sendiri di
bawah koordinasi pemuka adat dan tokoh masyarakat dan dimulai dari pengendalian
diri dari tiap-tiap individu anggota masyarakat, serta pelatihan-pelatihan yang
berkaitan dengan pembudayaaan nilai dan norma dari generasi tua kepada generasi
muda.
Apabila
pengendalian sosial secara internal ini berhasil maka sesungguhnya pengendalian
sosial tidak memerlukan apart formal seperti polisi, kejaksan , dan
pengadilan. Hal ini dapat terjadi pada
masyarakat primitif.
-
Eksternal
: pengendalian sosial yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
formal seperti kepolisian kejaksaandan pengadilan dengan berdasarkan
norma-norma hukum yang berlaku, baik perdata maupun pidana.
Pada
masyarakat modern terutama yang majemuk pengendalian sosial secara internal
sulit untuk menjamin ketertiban.
Pengendalian sosial eksternal lebih dipatuhi karena sifatnya tegas dan
jelas dengan sanksi-sanksi yang memberatkan.
Komponen penting bagi terwujudnya
ketertiban dalam masyarakat ;
a. Adanya norma-norma yang memadai, dalam arti
norma-norma yang sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
b. Adanya aparat penegak hukum yang konsisten
secara ideologi dan mempunyai tekad untuk mengabdikan diri dalam setiap upaya
penegakan hukum.
c. Adanya kesadaran dari seluruh warga
masyarakat untuk berlaku tertib dan menjunjung tinggi hukum.
Bentuk-bentuk
nyata kejadian dalam masyarakat yang merupakan akibat langsung dari tidak
berfungsinya lembaga-lembaga pengendalian sosial antara lain :
a. Tidak adanya kepastian hukum
b. Kepentingan masyarakat sulit untuk dipenuhi
c. Sering terjadi konflik
d. Munculnya komersialisasi hukum, jabatan dan
kekuasaan.
e. Munculnya sindikat-sindikat kejahatan yang
mempunyai kepentingan khusus.
Di dalam
masyarakat terdapoat rantai sistem
penciptaan ketertiban dalam masyarakat itu sendiri. Apabila sistem itu tidak berfungsi maka
akibatnya di dalam masyarakat terdapat keakcauan-kekacauan. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dapat dilakukan terapi sosial sebagai berikut :
a. Memperbaiki perangkat hukum, seperti undang-undang,
peratpuran pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri, dan peratuan
pelaksana lainnya.
b. Melakukan revitalisasi aparat penegak hukum
mulai dari kepolisian, kejaksaan dan pengadilan. Yang dimaksud dengan revitalisasi adalah
penggantian, pembinaan serta pengawasan-pengawasan yang lebih intensif terhadap
semua bentuk kegiatan hukum.
c. Melakukan usaha-usaha pembudayaan tertib
sosial yang di dalamnya terdapat kepatuhan terhadap norma kesusilaan,
kesopanan, adat, norma agama, dan norma hukum.t
SOAL
EVALUASI
Pilihlah
jawaban yang paling benar!
1. Contoh
pengendalian sosial melalui sosialisasi antara lain……..
a. penanaman pengertian dan kesadaran hukum
b. mempermalukan di depan orang banyak
c. mengemukakan
sindiran terhadap penyimpanga
d. diajukannya penyimpangan ke pengadilan
e. membuat standardisasi
2. Kekuatan bahasa seperti
eufimisme (penghalusan bahasa) di kalangan atas plesetan di kalangan bawah
efektif sebagai alat pengendalian sosial karena berfungsi sebagai alat…………..
a. tekanan sosial
b. komunikasi
c. mengintegrasikan masyarakat
d. mempermalukan orang
e. menanamkan pengertian
3. Badan – badan yang berkaitan
erat dengan pengendalian sosial dalam masyarakat adalah………
a. kepolisian, kejaksaan, dan penjara
b. kepolisian, bank, dan penjara
c. bank,
penjara, dan badan usaha milik negara
d. bank, kejaksaan, dan
penjara
e. badan
lusaha milik negara, bank, dan penjara
4. Surat kabar di ibu kota
memberitakan keputusan pengadilan tentang kasus korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintah. Pemberitaan
terseblut trergolong pengendalian sosial yang dinamakan……….
a. gosip
b. persuasif
c. regresif
d. edukatif
e. koersif
5. Untuk menunjang
fungsi dan tugasnya, polisi diberi hak .
a.
Melakukan tindak kekerasan
b.
Mengadili
c.
Melakukan penyidikan
d.
Mengajukan tuntutan
e.
Mengajukan banding
6. Lembaga adat
dan tokoh-tokoh masyarakat merupakan lembaga pengendalian sosial secara
nonformal karena otoritasnya diberikan oleh.......
- masyarakat
setempat
- penguasa
negara
- kepolisian
- pengadilan
- masyarakat
luas
7. Lembaga yang
merupakan tempat untuk memperoleh rasa keadilan dalam masyarakat
adalah...............
a.
kepolisian
b.
kejaksaan
c.
pengadilan
d.
tokoh-tokoh masyarakat
e.
lembaga adat
8. Menjatuhkan
denda pada para pelanggar peraturan lalu lintas merupakan pengendalian sosial
yang bersifat..................
a.
represif
b.
persuasif
c.
koersif
d.
kompulsi
e.
prefentif
9. Di sekolah
siswa yang bisa mendapatkan beasiswa,syaratnya mendapatkan nilai bagus, tidak
bolos sekolah, tidak mencontek merupakan pengendalian sosial yang bersifat...
a.
persuasif
b.
koersif
c.
kompulsi
d.
preventif
e.
represif
10. Ajakan
pemuka agama dalam ceramah-ceramah nya untuk menjauhi tindakan kriminal
merupakan pengendalian sosial yang bersifat...
a. preventif
b. persuasif lisan
c. persuasif simbolik
d. koersif
e. represif
11. Seorang
warga masyarakat walaupun diperbolehkan bekerjasama dalam kelompok masyarakat,
tetapi dia tidak diajak
berkomunikasi,
Pengendalian sosial dengan cara ini disebut................
a.
fraundulens
b.
hukuman
c.
ostrasisme
d.
pendidikan
e.
cemoohan
12. Proses
pengendalian sosial yang paling utama dalam kehidupan bermasyarakat yang
dimulai sejak individu lahir dan berlangsung sepanjang hidup
adalah.................
a.
fraundulens
b.
hukuman
c.
pendidikan
d.
ostrasisme
e.
cemoohan
13. Pengendalian
sosial dengan cara meminta bantuan pada pihak lain yang dianggap dapat
mengatasi masalah dinamakan...
a.
fraundulens
b.
hukuman
c.
pendidikan
d.
ostrasisme
e.
cemoohan
14. Perhatikan pernyataan berikut ini
!
- adanya norma yang
memadai
- tidak adanya kepastian
hukum
- kepentingan masyarakat
tidak terpenuhi
- adanya aparat penegak
hukum
- kesadaran warga
masyarakat untuk berperilaku tertib
Suatu
ketertiban terwujud ditentukan oleh tiga hal yaitu.......
a.
1, 2, 3
b.
1, 3, 5
c.
1, 4, 5
d.
3, 4, 5
e.
2, 3, 4
15. Bentuk nyata
kejadian dalam masyarakat yang merupakan akibat langsung dari tidak
berfungsinya lembaga-lembaga pengendalian sosial adalah..........
a.
adanya kepastian hukum
b.
kepntingan masyarakat terpenuhi
c.
tidak pernah terjadi konflik
d.
adanya kelompok-kelompok khusus
e.
komersialisasi hukum jabatan dan kekuasaan
16. Revitalisasi
aparat penegak hukum dapat dilakukan dengan cara...........
a.
memperbaiki Undang-undang dasar
b.
mengganti peratuan pemerintah
c.
mengubah keputusan presiden
d.
menolak keputusan menteri
e.
mengganti, membina serta mengawasi lebih
intensif
17. Pengendalian
sosial akan dapat terwujud bila....
a. tekanan dari pemerintah kuat berdasarkan
hukum
b. kekuasaan negara otoriter dan menekan.
c. masyarakat berusaha
mematuhi norma secara sadar.
d. pelanggaran dapat ditindak dengan tegas
e. para pejabat dapat memberikan keteladanan.
18. Yang
termasuk tujuan pengendalian sosial adalah....
a. agar masyarakat mematuhi norma
atau aturan
b. dapat terwujud keserasian dan ketentraman
c. dapat mengekang masyarakat untuk berinteraksi
d. agar menyadari perilakunya yang menyimpang
e. memaksa untuk mematuhi peraturan.
19. Warga
masyarakat mengadakan gotong royong dengan melibatkan seluruh warga baik
laki-laki, perempuan, anak-naka, remaja dan para orang tua merupakan salah satu
upaya pengendalian sosial secara...
a. formal
b. persuasif
c. represif
d. internal
e. eksternal
20. Pada
masyarakat modern pengendalian sosial
eksternal lebih dipatuhi daripada internal karena....
a. pengendalian eksternal dibuat
oleh yang berwenang.
b. pengendalian internaldianggap kuno
c. pengendalian internaldibuat oleh masyarakat
yang bersangkutan
d. pengendalian
eksternal sifatnya tegas dan jelas dengan sanksi-sanksi yang memberatkan.
e. pengendalian intenal sudah tidak diperlukan
lagi.
Jawablah
dengan singkat!
21. Yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat adalah....
22. Yang melakukan
penyidikan terhadap pelaku pelanggaran adalah....
23. Kasus
pelanggaran terhadap norma-norma hukum dipersidangkan dengan hukum acara....dan
....
24. Otoritas yang
dimiliki oleh tokoh-tokoh adat dan pemuka masyarakat diberikan langsung
oleh....
25. Seseorang yang
lali dalam membayar utang kemudian diadukakan ke pengadilan dan mendapat sanksi
denda merupakan pengendalian sosial yang bersifat....
26. Penghargaan-penghargaan
yang diberikan masyarakat terhadap seseorang yang dapat menyesuaikan diri
merupakan sanksi....
27. Menekan,
mengancam, dan menakut-nakuti merupakan pengendalian sosial dengan cara....
28. Pembudayaan
nilai dan norma sosial dari generasi tua kepada generasi muda termasuk
pengendalian sosial yang dilakukan secara....
29. Norma-norma
yang memadai sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakatnya merupakan
komponen...
30. Komersialisasi
hukum, jabatan dan kekuasaan merupakan akibat langsung dari....
0 komentar:
Posting Komentar